Fidel Castro Meninggal, Trump Ancam Akhiri Hubungan AS dan Kuba
A
A
A
NEW YORK - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengakhiri mencairnya hubungan antara AS dan Kuba di saat Havana berduka atas meninggalnya Fidel Castro. Ancaman Trump bisa diurungkan jika pemerintah Kuba menawarkan kesepakatan yang lebih baik.
AS dan Kuba pernah bermusuhan puluhan tahun sejak Fidel Castro meraih kekuasaan melalui revolusi komunis. Namun, setelah Kuba dipimpin Raul Castro (adik Fidel Castro) dan AS dipimpin Barack Obama, hubungan kedua negara dipulihkan.
Obama pada Maret 2016 lalu telah melakukan kunjungan bersejarah ke Havana. Kunjungan Obama itu menjadi simbol rekonsiliasi AS dan Kuba.
Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan baru baru AS dan Kuba perlu dinegosiasikan. “Jika Kuba tidak bersedia untuk membuat kesepakatan yang lebih baik untuk rakyat Kuba, rakyat Kuba/Amerika dan AS secara keseluruhan, saya akan mengakhiri kesepakatan,” kata Trump melalui Twitter, seperti dikutip IB Times, Selasa (29/11/2016).
Trump telah mengeluarkan pernyataan berisi kecaman untuk Fidel Castro di saat para tokoh dan pemimpin dunia berbelasungkawa. ”Seorang diktator brutal yang menindas rakyat sendiri selama hampir enam decade,” kata Trump.
”Warisan Fidel Castro adalah salah satu regu penembak regu, pencurian, penderitaan tak terbayangkan, kemiskinan dan penolakan hak asasi manusia,” lanjut Trump.
”Sementara Kuba tetap menjadi pulau totaliter, itu adalah harapan saya bahwa hari ini menandai peralihan dari kengerian yang bertahan terlalu lama, dan menuju masa depan di mana orang-orang Kuba yang baik akhirnya hidup dalam kebebasan mereka yang begitu layak,” imbuh Trump.
AS dan Kuba pernah bermusuhan puluhan tahun sejak Fidel Castro meraih kekuasaan melalui revolusi komunis. Namun, setelah Kuba dipimpin Raul Castro (adik Fidel Castro) dan AS dipimpin Barack Obama, hubungan kedua negara dipulihkan.
Obama pada Maret 2016 lalu telah melakukan kunjungan bersejarah ke Havana. Kunjungan Obama itu menjadi simbol rekonsiliasi AS dan Kuba.
Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan baru baru AS dan Kuba perlu dinegosiasikan. “Jika Kuba tidak bersedia untuk membuat kesepakatan yang lebih baik untuk rakyat Kuba, rakyat Kuba/Amerika dan AS secara keseluruhan, saya akan mengakhiri kesepakatan,” kata Trump melalui Twitter, seperti dikutip IB Times, Selasa (29/11/2016).
Trump telah mengeluarkan pernyataan berisi kecaman untuk Fidel Castro di saat para tokoh dan pemimpin dunia berbelasungkawa. ”Seorang diktator brutal yang menindas rakyat sendiri selama hampir enam decade,” kata Trump.
”Warisan Fidel Castro adalah salah satu regu penembak regu, pencurian, penderitaan tak terbayangkan, kemiskinan dan penolakan hak asasi manusia,” lanjut Trump.
”Sementara Kuba tetap menjadi pulau totaliter, itu adalah harapan saya bahwa hari ini menandai peralihan dari kengerian yang bertahan terlalu lama, dan menuju masa depan di mana orang-orang Kuba yang baik akhirnya hidup dalam kebebasan mereka yang begitu layak,” imbuh Trump.
(mas)