Polisi Ungkap Kedubes Myanmar di Jakarta Jadi Target Bom Dahsyat
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia pada Sabtu (26/11/2016), mengungkap rencana serangan bom berkekuatan besar dengan target Keduataan Besar (Kedubes) Myanmar di Jakarta. Seorang militan yang dicurigai merencanakan pengeboman telah ditangkap.
Menurut polisi, militan yang ditangkap itu bernama Rio Priatna Wibawa, 23. Dia dicurigai sebagai pendukung kelompok ISIS.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan bahwa petugas menyita bahan bom dengan kuantitas besar. Menurutnya, bahan bom itu akan digunakan tersangka untuk melakukan serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan Kedubes Myanmar di Jakarta bulan depan.
Bahan bom yang disita, seperti dilaporkan Reuters, bisa mengakibatkan ledakan dua kali lebih kuat dari bom yang mengguncang Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.
Rio diketahui pernah studi di fakultas pertanian di sebuah universitas dan saat ini menganggur. Menurut Boy Rafli kepada wartawan, Rio merupakan seorang pembuat bom otodidak yang telah merencanakan untuk mendistribusikan bahan peledak ke beberapa tempat di seluruh Indonesia.
Penangkapan terhadap Rio ini terjadi ketika sentimen anti-Myanmar terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia setelah militer Myanmar melakukan operasi militer terhadap komunitas Muslim Rohingya di Rakhine. Pemerintah Myanmar menyangkal laporan penganiayaan terhadap komunitas Rohingya, namun para korban dan bukti citra satelit menyatakan sebaliknya.
Menurut polisi, militan yang ditangkap itu bernama Rio Priatna Wibawa, 23. Dia dicurigai sebagai pendukung kelompok ISIS.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan bahwa petugas menyita bahan bom dengan kuantitas besar. Menurutnya, bahan bom itu akan digunakan tersangka untuk melakukan serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan Kedubes Myanmar di Jakarta bulan depan.
Bahan bom yang disita, seperti dilaporkan Reuters, bisa mengakibatkan ledakan dua kali lebih kuat dari bom yang mengguncang Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.
Rio diketahui pernah studi di fakultas pertanian di sebuah universitas dan saat ini menganggur. Menurut Boy Rafli kepada wartawan, Rio merupakan seorang pembuat bom otodidak yang telah merencanakan untuk mendistribusikan bahan peledak ke beberapa tempat di seluruh Indonesia.
Penangkapan terhadap Rio ini terjadi ketika sentimen anti-Myanmar terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia setelah militer Myanmar melakukan operasi militer terhadap komunitas Muslim Rohingya di Rakhine. Pemerintah Myanmar menyangkal laporan penganiayaan terhadap komunitas Rohingya, namun para korban dan bukti citra satelit menyatakan sebaliknya.
(mas)