Trump Jadi Presiden, Kebijakan AS di LCS Tidak Berubah

Sabtu, 26 November 2016 - 01:43 WIB
Trump Jadi Presiden,...
Trump Jadi Presiden, Kebijakan AS di LCS Tidak Berubah
A A A
BEIJING - Seorang akademisi China mengatakan meski Donald Trump menjadi Presiden, tidak berarti Amerika Serikat (AS) akan menarik diri dari Laut China Selatan (LCS). Sebaliknya, AS akan terus mengejar hegemoni regional.

Menurutnya, memastikan kontrol mutlak atas LCS adalah inti dari strategi militer AS di Asia Pasifik. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah laporan yang untuk pertama kalinya dipublikasikan terkait kehadiran militer AS di wilayah tersebut.

"Tidak akan ada perubahan yang menjungkirbalikkan kebijakan AS di LCS," kata Wu Shicun, kepala Institut Nasional untuk Studi LCS, lembaga think tank berpengaruh yang berbasis di Hainan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (26/11/2016).

Shicun mengatakan komitmen AS kepada sekutunya tidak akan berubah, atau sikap untuk melindungi kebebasan navigasi di LCS. Dengan demikian, ketegangan antara Beijing dan Washington di LCS kemungkinan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan militer China.

"Dari perspektif AS, kegiatan konstruksi skala besar China di LCS menegaskan kecurigaan AS bahwa Cina bermaksud untuk menerapkan anti akses/strategi daerah penolakan," kata laporan itu.

Sementara itu Direktur LCS Center di Nanjing University, Zhu Feng mengatakan, akan ada kontinuitas ketimbang perubahan dalam kebijakan militer Trump di Asia Pasifik. "Trump tidak mungkin menggunakan istilah 'rebalancing' ke wilayah tersebut, tetapi ia kemungkinan akan mempertahankan sebagian besar kebijakan," tambahnya.

Kedua akademisi sepakat bahwa ada kemungkinan besar meningkatkan belanja militer AS di Asia-Pasifik di bawah Trump. "Pemerintah Trump tidak menjadi pengecualian bagi pemimpin lain dari Republik untuk meningkatkan pengeluaran militer ketika mereka menguasai Gedung Putih," kata Zhu Feng.

Penumpukan kekuatan militer di kawasan itu telah menyebabkan kekhawatiran risiko meningkatnya benturan disengaja yang dapat memicu konflik.

Feng mengatakan bahwa keputusan untuk merilis laporan tidak maksudkan agar China "bersiap untuk perang" melainkan untuk menghindari "perlombaan senjata" dengan AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9406 seconds (0.1#10.140)