Selundupkan Kokain, Keponakan Ibu Negara Venezuela Terancam Bui Seumur Hidup
A
A
A
NEW YORK - Dua keponakan Ibu Negara Venezuela Cilia Flores terancam hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat (AS) atas tuduhan menyelundupkan kokain. Pengadilan di Manhattan, New York, menyatakan bahwa keduanya bersalah menyelundupkan 1.700 pon kokain ke AS pada 2015.
Dua keponakan dari istri Presiden Nicholas Mauduro tersebut, Efrain Campo, 30 dan sepupunya Francisco Flores, 31, menjalani sidang di pengadilan pada Jumat, 18 November 2016.
Para pengacara untuk kedua terdakwa menolak semua tuduhan. Mereka menyalahkan pihak Drug Enforcement Administration (DEA) yang mereka tuduh merancang kasus dengan bantuan seorang informan asing yang beperan dalam penyelundupan kokain.
Menurut pihak pengacara terdakwa, operasi sengatan yang dilakukan DEA—badan anti-narkoba AS—dengan bantuan informan Jose Santos-Pena adalah sangat cacat. Santos-Pena, lanjut pihak pengacara, sudah melakukan kebohongan.
”Dia berbohong di depan Anda! Anda melihat hal yang langka, kooperator pemerintah akan cacat di pengadilan,” kata pengacara, David Rody. Salah satu hakim mengecam informan itu dengan menyebutnya, “slime”.
Namun, dalam argumen penutupnya, asisten Jaksa Brendan Quigley mengatakan bahwa dua terdakwa berpikir jika mereka berada di atas hukum.
”Mereka pikir mereka bisa beroperasi dengan impunitas di Venezuela, karena siapa mereka dan siapa yang terkait dengan mereka,” katanya, seperti dikutip Reuters, Minggu (20/11/216).
”Mereka pikir mereka bisa dengan mudah membuat satu ton uang pengiriman narkoba ke luar negeri karena, seperti yang dikatakan terdakwa Flores; ‘DEA tidak ada di sini dan Amerika tidak datang ke sini’. Tapi mereka salah,” ujarnya. Vonis untuk dua keponakan istri Presiden Veneuzuela belum ditentukan waktunya.
Dua keponakan dari istri Presiden Nicholas Mauduro tersebut, Efrain Campo, 30 dan sepupunya Francisco Flores, 31, menjalani sidang di pengadilan pada Jumat, 18 November 2016.
Para pengacara untuk kedua terdakwa menolak semua tuduhan. Mereka menyalahkan pihak Drug Enforcement Administration (DEA) yang mereka tuduh merancang kasus dengan bantuan seorang informan asing yang beperan dalam penyelundupan kokain.
Menurut pihak pengacara terdakwa, operasi sengatan yang dilakukan DEA—badan anti-narkoba AS—dengan bantuan informan Jose Santos-Pena adalah sangat cacat. Santos-Pena, lanjut pihak pengacara, sudah melakukan kebohongan.
”Dia berbohong di depan Anda! Anda melihat hal yang langka, kooperator pemerintah akan cacat di pengadilan,” kata pengacara, David Rody. Salah satu hakim mengecam informan itu dengan menyebutnya, “slime”.
Namun, dalam argumen penutupnya, asisten Jaksa Brendan Quigley mengatakan bahwa dua terdakwa berpikir jika mereka berada di atas hukum.
”Mereka pikir mereka bisa beroperasi dengan impunitas di Venezuela, karena siapa mereka dan siapa yang terkait dengan mereka,” katanya, seperti dikutip Reuters, Minggu (20/11/216).
”Mereka pikir mereka bisa dengan mudah membuat satu ton uang pengiriman narkoba ke luar negeri karena, seperti yang dikatakan terdakwa Flores; ‘DEA tidak ada di sini dan Amerika tidak datang ke sini’. Tapi mereka salah,” ujarnya. Vonis untuk dua keponakan istri Presiden Veneuzuela belum ditentukan waktunya.
(mas)