ISIS Eksekusi 300 Polisi di Irak, Dimakamkan di Kuburan Massal
A
A
A
BAGHDAD - Lembaga hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch (HRW), mengatakan bahwa ISIS membantai setidaknya 300 mantan perwira polisi Irak yang mereka tahan. Jasad mereka diyakini telah dimakamkan di sebuah kuburan massal 30 km sebelah tenggara Mosul.
Kuburan massal pertama kali ditemukan oleh pasukan Irak saat bergerak maju ke Mosul, basis terakhir ISIS di negara itu, pada 7 November lalu. HRW mengunjungi situs tersebut dan, setelah mewawancarai saksi mata, mereka lantas menyusun laporan tentang apa sebenarnya yang terjadi di kota Hamam al-Alil.
"Ini adalah bukti lain dari pembunuhan massal yang mengerikan oleh ISIS terhadap mantan aparat penegak hukum di dalam dan di sekitar Mosul. ISIS harus bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata direktur Deputi Timur Tengah di HRW, Joe Stork seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (18/11/2016).
Menurut seorang guru bahasa Inggris lokal mengatakan bahwa perguruan tinggi pertanian digunakan sebagai ladang pembantaian oleh ISIS. "ISIS akan menyiksa mereka di dalam dan kemudian membawa mereka keluar dari lingkungan dan menembak mereka atau menggorok leher mereka," kata Riyad (29).
Kuburan massal, terletak di sebelah perguruan tinggi pertanian, belum ditemukan sepenuhnya karena seperti yang diperkirakan dilapisi dengan jebakan. Namun, setidaknya 20 mayat terlihat dari permukaan dan beberapa diantaranya tampak telah dipenggal. Dilihat oleh tingkat dekomposisi, mayat telah tewas dalam tiga minggu terakhir. Semua korban terlihat telah ditutup matanya dan tangan serta pergelangan kaki mereka terikat.
Ini merupakan bukti kekejaman terbaru seiring pasukan Irak, didukung oleh Peshmerga Kurdi dan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), menyerang Mosul yang merupakan salah satu benteng utama ISIS di luar Suriah. Sebagian militan ISIS telah bergerak mundur, mulai mengumpulkan dan mengeksekusi mereka yang dicurigai merencanakan pemberontakan untuk membantu pasukan Irak.
Kuburan massal pertama kali ditemukan oleh pasukan Irak saat bergerak maju ke Mosul, basis terakhir ISIS di negara itu, pada 7 November lalu. HRW mengunjungi situs tersebut dan, setelah mewawancarai saksi mata, mereka lantas menyusun laporan tentang apa sebenarnya yang terjadi di kota Hamam al-Alil.
"Ini adalah bukti lain dari pembunuhan massal yang mengerikan oleh ISIS terhadap mantan aparat penegak hukum di dalam dan di sekitar Mosul. ISIS harus bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata direktur Deputi Timur Tengah di HRW, Joe Stork seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (18/11/2016).
Menurut seorang guru bahasa Inggris lokal mengatakan bahwa perguruan tinggi pertanian digunakan sebagai ladang pembantaian oleh ISIS. "ISIS akan menyiksa mereka di dalam dan kemudian membawa mereka keluar dari lingkungan dan menembak mereka atau menggorok leher mereka," kata Riyad (29).
Kuburan massal, terletak di sebelah perguruan tinggi pertanian, belum ditemukan sepenuhnya karena seperti yang diperkirakan dilapisi dengan jebakan. Namun, setidaknya 20 mayat terlihat dari permukaan dan beberapa diantaranya tampak telah dipenggal. Dilihat oleh tingkat dekomposisi, mayat telah tewas dalam tiga minggu terakhir. Semua korban terlihat telah ditutup matanya dan tangan serta pergelangan kaki mereka terikat.
Ini merupakan bukti kekejaman terbaru seiring pasukan Irak, didukung oleh Peshmerga Kurdi dan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), menyerang Mosul yang merupakan salah satu benteng utama ISIS di luar Suriah. Sebagian militan ISIS telah bergerak mundur, mulai mengumpulkan dan mengeksekusi mereka yang dicurigai merencanakan pemberontakan untuk membantu pasukan Irak.
(ian)