119 Warga Sipil Tewas Akibat Serangan AS di Irak dan Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon mengatakan bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah yang ditujukan terhadap kelompok ISIS telah menewaskan 119 warga sipil sejak 2014. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan korban tewas oleh kelompok pemantau.
Pentagon menyatakan jumlah tersebut dirilis oleh Centcom, komando militer AS di Timur Tengah, yang berasal dari review laporan bulanan yang panjang dan database," kata Pentagon, menambahkan bahwa kematian dan cedera itu berasal dari 24 serangan udara.
"Kami memiliki tim yang bekerja penuh waktu untuk mencegah korban sipil yang tidak diinginkan," kata Kolonel John Thomas seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (11/11/2016).
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk meminimalkan pemunculannya bahkan pada biaya kadang-kadang hilang kesempatan untuk menyerang sasaran yang sah secara real time," imbuhnya.
"Penyelidikan Pentagon menemukan bahwa setiap penyerangan mengikuti proses yang tepat; masing-masing memenuhi Hukum Perang dan mengambil tindakan pencegahan yang signifikan, meskipun hasil disayangkan," kata Thomas lagi.
AS, yang melakukan 80 persen dari pemboman koalisi, mengaku menggunakan amunisi presisi yang dipandu untuk membatasi korban sipil.
Sebuah LSM yang berbasis di London memperkirakan bahwa serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS telah menewaskan 1.787 warga sipil sejak kampanye udara untuk menghancurkan ISIS dimulai pada bulan Agustus tahun 2014.
Pentagon menyatakan jumlah tersebut dirilis oleh Centcom, komando militer AS di Timur Tengah, yang berasal dari review laporan bulanan yang panjang dan database," kata Pentagon, menambahkan bahwa kematian dan cedera itu berasal dari 24 serangan udara.
"Kami memiliki tim yang bekerja penuh waktu untuk mencegah korban sipil yang tidak diinginkan," kata Kolonel John Thomas seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (11/11/2016).
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk meminimalkan pemunculannya bahkan pada biaya kadang-kadang hilang kesempatan untuk menyerang sasaran yang sah secara real time," imbuhnya.
"Penyelidikan Pentagon menemukan bahwa setiap penyerangan mengikuti proses yang tepat; masing-masing memenuhi Hukum Perang dan mengambil tindakan pencegahan yang signifikan, meskipun hasil disayangkan," kata Thomas lagi.
AS, yang melakukan 80 persen dari pemboman koalisi, mengaku menggunakan amunisi presisi yang dipandu untuk membatasi korban sipil.
Sebuah LSM yang berbasis di London memperkirakan bahwa serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS telah menewaskan 1.787 warga sipil sejak kampanye udara untuk menghancurkan ISIS dimulai pada bulan Agustus tahun 2014.
(ian)