Trump atau Hillary Pemenang Pilpres AS? Ini Prediksinya
A
A
A
WASHINGTON - Rakyat Amerika Serikat (AS) akan memilih presiden baru pada Selasa (8/11/2016) waktu AS atau Rabu (9/11/2016) WIB. Prediksi apakah Hillary Clinton atau Donald Trump yang akan jadi pemenang pemilu presiden (pilpres) telah bermunculan hari ini.
Jajak pendapat dari Washington Post/ABC menunjukkan, kandidat presiden Partai Demokrat Hillary Clinton unggul lima poin dari rivalnya, Donald Trump (kandidat presiden Partai Republik). Namun, jajak pendapat IBD/TPP, menunjukkan Trump memang satu poin dari Hillary.
Tak satu pun dari jajak pendapat itu yang mempertimbangkan reaksi pemilih terhadap keputusan FBI yang membersihkan Hillary dari dakwaan kriminal dalam penyelidikan terbaru skandal email.
Dalam Pilpres AS, ada tiga negara bagian yang dianggap jadi penentu kemenangan. Ketiganya adalah Michigan, Wisconsin dan New Hampshire.
Di tiga negara bagian ini, Trump telah menghabiskan waktu lebih lama. Sebab, dari pengalaman Pilpres AS sebelumnya, ketiga negara bagian ini telah mendulang suara yang menjamin kemenangan kandidat presiden Partai Demokrat, yang saat itu Barack Obama.
Prediksi lebih “radikal” muncul dari Los Angeles Times, yang menunjukkan peta di mana Hillary menang dengan 352 suara electoral votes. Sedangkan Trump diprediksi meraih 186 suara electoral votes. “Kami telah memperbarui peta pemilihan kami untuk terakhir kalinya di tahun kampanye yang kocar-kacir ini,” tulis media AS itu dalam prediksinya.
“Untuk versi ini, tujuan kami adalah tidak ada lemparan. Kami memberikan Anda perkiraan terbaik kami, berdasarkan polling publik, sejarah negara dan pelaporan yang dilakukan oleh staf kampanye kami, di jalan yang kami pikir masing-masing dari 50 negara bagian dan Distrik Columbia akan jatuh tahun ini,” lanjut laporan prediksi itu.
Dalam prediksinya, Los Angeles Times, menyatakan North Carolina, Ohio dan Arizona akan mendulang suara untuk kemenangan Hillary Clinton. Sedangkan Trump diprediksi akan menang di Iowa dan Utah.
Jika prediksi ini benar, maka sejarah kemanangan kandidat presiden dari Partai Demokrat akan terulang lagi setelah pilpres 2012, kandidat Partai Demokrat yakni Barack Obama menang dari rivalnya, Mitt Romney.
Jajak pendapat dari Washington Post/ABC menunjukkan, kandidat presiden Partai Demokrat Hillary Clinton unggul lima poin dari rivalnya, Donald Trump (kandidat presiden Partai Republik). Namun, jajak pendapat IBD/TPP, menunjukkan Trump memang satu poin dari Hillary.
Tak satu pun dari jajak pendapat itu yang mempertimbangkan reaksi pemilih terhadap keputusan FBI yang membersihkan Hillary dari dakwaan kriminal dalam penyelidikan terbaru skandal email.
Dalam Pilpres AS, ada tiga negara bagian yang dianggap jadi penentu kemenangan. Ketiganya adalah Michigan, Wisconsin dan New Hampshire.
Di tiga negara bagian ini, Trump telah menghabiskan waktu lebih lama. Sebab, dari pengalaman Pilpres AS sebelumnya, ketiga negara bagian ini telah mendulang suara yang menjamin kemenangan kandidat presiden Partai Demokrat, yang saat itu Barack Obama.
Prediksi lebih “radikal” muncul dari Los Angeles Times, yang menunjukkan peta di mana Hillary menang dengan 352 suara electoral votes. Sedangkan Trump diprediksi meraih 186 suara electoral votes. “Kami telah memperbarui peta pemilihan kami untuk terakhir kalinya di tahun kampanye yang kocar-kacir ini,” tulis media AS itu dalam prediksinya.
“Untuk versi ini, tujuan kami adalah tidak ada lemparan. Kami memberikan Anda perkiraan terbaik kami, berdasarkan polling publik, sejarah negara dan pelaporan yang dilakukan oleh staf kampanye kami, di jalan yang kami pikir masing-masing dari 50 negara bagian dan Distrik Columbia akan jatuh tahun ini,” lanjut laporan prediksi itu.
Dalam prediksinya, Los Angeles Times, menyatakan North Carolina, Ohio dan Arizona akan mendulang suara untuk kemenangan Hillary Clinton. Sedangkan Trump diprediksi akan menang di Iowa dan Utah.
Jika prediksi ini benar, maka sejarah kemanangan kandidat presiden dari Partai Demokrat akan terulang lagi setelah pilpres 2012, kandidat Partai Demokrat yakni Barack Obama menang dari rivalnya, Mitt Romney.
(mas)