Utusan Paus: Venezuela Bisa Dilanda Pertumpahan Darah
A
A
A
BUENOS AIRES - Venezuela akan melalui situasi yang sangat buruk dan bisa dilanda pertumpahan darah jika pembicaraan antara kubu Pemerintah Presiden Nicolas Maduro dan oposisi gagal. Demikian peringatan yang disampaikan utusan Paus Fransiskus (Francis) kepada koran Argentina setelah berkunjung ke Venezuela.
Utusan Paus, Uskup Agung Claudio Maria Celli mengunjungi Caracas sebagai upaya Vatikan untuk menengahi pembicaraan damai antara kubu oposisi yang marah dengan kubu Pemerintah Maduro.
Venezuela yang menderita resesei berkepanjangan dan krisis makanan dan obat-obatan sedang mengalami kebuntuan politik. Oposisi menuduh Presiden Maduro menciptakan kediktatoran dan menuntut referendum nasional.
Dalam sebuah wawancara, dengan koran Argentina, La Nacion, Celli tidak menyembunyikan kekhawatirannya tentang hal buruk yang akan melanda Venezuela.
”Jika terjadi, di mana satu pihk atau yang lain ingin mengakhiri dialog, itu bukan Paus tetapi orang-orang Venezuela yang akan kehilangan, karena jalan di depan benar-benar bisa jadi darah,” kata utusan Paus Francis itu, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/11/2016).
”Dan ada orang yang tidak akan takut pada pertumpahan darah. Itulah yang membuat saya khawatir,” ujarnya.
Oposisi bersikeras menuntut Pemerintah Maduro menggelar referendum nasional, melepaskan puluhan aktivis oposisi yang dipenjara dan menghormati keputusan kongres. Tapi, ada indikasi Pemerintah Maduro mengabaikan tuntutan oposisi.
”Tidak ada keraguan bahwa situasinya sangat jelek,” kata Celli. ”Bukan hanya secara politis, tetapi pada tingkat sosial dan ekonomi. Tidak ada makanan atau obat-obatan,” katanya.
Utusan Paus, Uskup Agung Claudio Maria Celli mengunjungi Caracas sebagai upaya Vatikan untuk menengahi pembicaraan damai antara kubu oposisi yang marah dengan kubu Pemerintah Maduro.
Venezuela yang menderita resesei berkepanjangan dan krisis makanan dan obat-obatan sedang mengalami kebuntuan politik. Oposisi menuduh Presiden Maduro menciptakan kediktatoran dan menuntut referendum nasional.
Dalam sebuah wawancara, dengan koran Argentina, La Nacion, Celli tidak menyembunyikan kekhawatirannya tentang hal buruk yang akan melanda Venezuela.
”Jika terjadi, di mana satu pihk atau yang lain ingin mengakhiri dialog, itu bukan Paus tetapi orang-orang Venezuela yang akan kehilangan, karena jalan di depan benar-benar bisa jadi darah,” kata utusan Paus Francis itu, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/11/2016).
”Dan ada orang yang tidak akan takut pada pertumpahan darah. Itulah yang membuat saya khawatir,” ujarnya.
Oposisi bersikeras menuntut Pemerintah Maduro menggelar referendum nasional, melepaskan puluhan aktivis oposisi yang dipenjara dan menghormati keputusan kongres. Tapi, ada indikasi Pemerintah Maduro mengabaikan tuntutan oposisi.
”Tidak ada keraguan bahwa situasinya sangat jelek,” kata Celli. ”Bukan hanya secara politis, tetapi pada tingkat sosial dan ekonomi. Tidak ada makanan atau obat-obatan,” katanya.
(mas)