Khamenei: AS Pendusta, Penipu dan Penikam dari Belakang
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan kembali seruannya untuk tidak mempercayai Amerika Serikat. Menurutnya, sia-sia berunding dengan Washington karena sedang dilanda krisis.
Komentar Khamenei ini muncul ketika Iran memperingati Revolusi Islam 1979, di mana saat itu mahasiswa Iran mengepung Kedutaan Besar AS di Teheran dan menyandera banyak diplomat Washington. Peristiwa itu membuat hubungan diplomatik AS dan Iran terputus hingga saat ini.
”Negosiasi dengan AS tidak akan menyelesaikan masalah kita, karena pertama, (AS) itu adalah pendusta, tidak loyal, penipu dan penikam dari belakang, dan kedua, AS sendiri dilanda krisis. Bagaimana sebuah negara yang dilanda krisis dapat menyelesaikan masalah negara lain?,” ujar Khamenei dalam sebuah forum besar bagi pelajar dan guru Iran.
Meski Iran dan AS bersama negara-negara kekuatan dunia lain sudah mencapai kesepakatan nuklir Teheran, Khamenei tetap menyuarakan rasa skeptisnya untuk memulihkan hubungan Iran dan AS. Dia juga mengkritik kampanye para kandidat Presiden AS yang dia sebut mengindikasikan kebangkrutan moral dan krisis kepemimpinan Washington.
”Kebijakan dan esensi dari pemerintah AS yang arogan adalah atas dasar over-ambisi dan selama bertahun-tahun telah menerapkan kebijakan di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Asia Barat dan pra-revolusi Iran,” ujarnya.
”Sekarang orang Amerika berada dalam situasi bahwa mereka telah menjadi putus asa tentang perkembangan di Suriah, Irak, Libanon, Yaman dan Afrika Utara. Bukankah situasi ini krisis?,” kata Khamenei, seperti dikutip Russia Today, Jumat (4/11/2016).
Komentar Khamenei ini muncul ketika Iran memperingati Revolusi Islam 1979, di mana saat itu mahasiswa Iran mengepung Kedutaan Besar AS di Teheran dan menyandera banyak diplomat Washington. Peristiwa itu membuat hubungan diplomatik AS dan Iran terputus hingga saat ini.
”Negosiasi dengan AS tidak akan menyelesaikan masalah kita, karena pertama, (AS) itu adalah pendusta, tidak loyal, penipu dan penikam dari belakang, dan kedua, AS sendiri dilanda krisis. Bagaimana sebuah negara yang dilanda krisis dapat menyelesaikan masalah negara lain?,” ujar Khamenei dalam sebuah forum besar bagi pelajar dan guru Iran.
Meski Iran dan AS bersama negara-negara kekuatan dunia lain sudah mencapai kesepakatan nuklir Teheran, Khamenei tetap menyuarakan rasa skeptisnya untuk memulihkan hubungan Iran dan AS. Dia juga mengkritik kampanye para kandidat Presiden AS yang dia sebut mengindikasikan kebangkrutan moral dan krisis kepemimpinan Washington.
”Kebijakan dan esensi dari pemerintah AS yang arogan adalah atas dasar over-ambisi dan selama bertahun-tahun telah menerapkan kebijakan di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Asia Barat dan pra-revolusi Iran,” ujarnya.
”Sekarang orang Amerika berada dalam situasi bahwa mereka telah menjadi putus asa tentang perkembangan di Suriah, Irak, Libanon, Yaman dan Afrika Utara. Bukankah situasi ini krisis?,” kata Khamenei, seperti dikutip Russia Today, Jumat (4/11/2016).
(mas)