Ditodong Senjata, Muslimah Rohingya Mengaku Diperkosa Tentara Myanmar
A
A
A
YANGON - Seorang wanita Muslim (Muslimah) dari kelompok minoritas Rohingya mengaku diperkosa tentara Myanmar yang menyerang desanya. Korban mengaku diperkosa di bawah todongan senjata.
Korban yang berasal dari Desa U Shey Kya memberikan pengakuannya kepada kantor berita Reuters, Jumat (28/10/2016). Menurutnya, para tentara menyerang desa mereka di negara bagian Rakhine dengan dalih memerangi gerilyawan beberapa waktu lalu.
Tidak hanya melakukan serangan seksual, para tentara Myanmar juga dituduh merampok rumah-rumah warga desa. Korban yang berusia 40 tahun ini mengatakan bahwa saat serangan terjadi, dia ditekan sekelompok tentara di rumahnya, kemudian diperkosa.
Putrinya yang berumur 15 tahun itu juga jadi korban serangan seksual oleh para tentara sebelum perhiasan dan uang korban dirampas.
”Mereka membawa saya di dalam rumah. Mereka merobek pakaian saya dan mereka mengambil syal kepala saya,” kata korban yang identitasnya dilindungi.
“Dua pria memeluk saya, satu memegang lengan, dan satu lagi memeluk saya dengan rambut saya (ditarik) dari belakang dan mereka memperkosa saya,” lanjut korban.
Namun, Zaw Htay, juru bicara Presiden Myanmar Htin Kyaw, membantah klaim korban. Zaw Htay menyebut klaim itu tidak logis.
”Tidak ada yang logis melakukan pemerkosaan di tengah-tengah sebuah desa besar yang terdiri dari 800 rumah, tempat di mana gerilyawan bersembunyi,” kata Zaw Htay.
Kolonel Sein Lwin, kepala polisi untuk negara bagian Rakhine juga mengatakan bahwa klaim itu tidak benar. Menurutnya, klaim itu sudah dijadikan propaganda bagi kelompok-kelompok Muslim.
Korban yang berasal dari Desa U Shey Kya memberikan pengakuannya kepada kantor berita Reuters, Jumat (28/10/2016). Menurutnya, para tentara menyerang desa mereka di negara bagian Rakhine dengan dalih memerangi gerilyawan beberapa waktu lalu.
Tidak hanya melakukan serangan seksual, para tentara Myanmar juga dituduh merampok rumah-rumah warga desa. Korban yang berusia 40 tahun ini mengatakan bahwa saat serangan terjadi, dia ditekan sekelompok tentara di rumahnya, kemudian diperkosa.
Putrinya yang berumur 15 tahun itu juga jadi korban serangan seksual oleh para tentara sebelum perhiasan dan uang korban dirampas.
”Mereka membawa saya di dalam rumah. Mereka merobek pakaian saya dan mereka mengambil syal kepala saya,” kata korban yang identitasnya dilindungi.
“Dua pria memeluk saya, satu memegang lengan, dan satu lagi memeluk saya dengan rambut saya (ditarik) dari belakang dan mereka memperkosa saya,” lanjut korban.
Namun, Zaw Htay, juru bicara Presiden Myanmar Htin Kyaw, membantah klaim korban. Zaw Htay menyebut klaim itu tidak logis.
”Tidak ada yang logis melakukan pemerkosaan di tengah-tengah sebuah desa besar yang terdiri dari 800 rumah, tempat di mana gerilyawan bersembunyi,” kata Zaw Htay.
Kolonel Sein Lwin, kepala polisi untuk negara bagian Rakhine juga mengatakan bahwa klaim itu tidak benar. Menurutnya, klaim itu sudah dijadikan propaganda bagi kelompok-kelompok Muslim.
(mas)