Manuver Akbar, Rusia dan Pecahan Soviet Kerahkan 100 Jet Tempur
A
A
A
MOSKOW - Rusia dan enam negara pecahan Soviet mengerahkan lebih dari 100 pesawat jet tempur untuk melakukan manuver besar-besaran. Tujuannya untuk menguji pertahanan udara mereka di tengah ketegangan dengan Barat.
Manuver akbar itu digelar mulai pukul 08.00 waktu Moskow pada hari Rabu yang dikoordinasikan oleh pusat komando Angkatan Udara Rusia di dekat Moskow. Sebanyak 130 komando dan pusat kontrol dalam posisi siaga tinggi di Rusia dan di enam negara pecahan Soviet yakni, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan.
Dalam latihan besar-besaran, angkatan udara Rusia dan enam negara pecahan Soviet menguji kemampuan masing-masing dalam untuk menanggapi pelanggaran wilayah udara, termasuk pembajakan pesawat, dan menolong awak pesawat yang dalam kondisi kesulitan.
Beberapa jenis pesawat jet tempur yang ambil bagian dalam manuver besar-besaran ini di antaranya, jet tempur Su-27, MiG-29 dan MiG-31 dan pesawat pengebom nuklir Su-24 dan Su-34.
Sedangkan pesawat Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3 ikut melakukan simulasi serangan terhadap terhadap pesawat musuh. Latihan yang melibatkan ratusan jet tempur itu diawasi oleh Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah aliansi dari bekas negara-negara Soviet.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Inggris ancang-ancang untuk menyebarkan tank, pesawat tanpa awak dan 800 tentaranya ke Estonia pada musim semi berikutnya. Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengatakan bahwa pasukan Inggris sepenuhnya dalam kemampuan siap tempur.
“Batalion ini akan menjadi defensif secara natural, tetapi akan sepenuhnya dalam kemampuan siap tempur,” katanya.
”Ini adalah tentang dua hal; jaminan, dan yang perlu dilakukan dengan beberapa kehadiran pasukan tangguh, dan pencegahan. Ini bukan hanya ‘perjalanan kawat’. Ini adalah kehadiran militer yang serius,” katanya lagi, seperti dikutip express.co.uk, Kamis (27/10/2016).
Manuver akbar itu digelar mulai pukul 08.00 waktu Moskow pada hari Rabu yang dikoordinasikan oleh pusat komando Angkatan Udara Rusia di dekat Moskow. Sebanyak 130 komando dan pusat kontrol dalam posisi siaga tinggi di Rusia dan di enam negara pecahan Soviet yakni, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan.
Dalam latihan besar-besaran, angkatan udara Rusia dan enam negara pecahan Soviet menguji kemampuan masing-masing dalam untuk menanggapi pelanggaran wilayah udara, termasuk pembajakan pesawat, dan menolong awak pesawat yang dalam kondisi kesulitan.
Beberapa jenis pesawat jet tempur yang ambil bagian dalam manuver besar-besaran ini di antaranya, jet tempur Su-27, MiG-29 dan MiG-31 dan pesawat pengebom nuklir Su-24 dan Su-34.
Sedangkan pesawat Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3 ikut melakukan simulasi serangan terhadap terhadap pesawat musuh. Latihan yang melibatkan ratusan jet tempur itu diawasi oleh Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah aliansi dari bekas negara-negara Soviet.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Inggris ancang-ancang untuk menyebarkan tank, pesawat tanpa awak dan 800 tentaranya ke Estonia pada musim semi berikutnya. Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengatakan bahwa pasukan Inggris sepenuhnya dalam kemampuan siap tempur.
“Batalion ini akan menjadi defensif secara natural, tetapi akan sepenuhnya dalam kemampuan siap tempur,” katanya.
”Ini adalah tentang dua hal; jaminan, dan yang perlu dilakukan dengan beberapa kehadiran pasukan tangguh, dan pencegahan. Ini bukan hanya ‘perjalanan kawat’. Ini adalah kehadiran militer yang serius,” katanya lagi, seperti dikutip express.co.uk, Kamis (27/10/2016).
(mas)