S-300 Rusia di Suriah Penyiram Air Dingin di Kepala Panas Jenderal Pentagon

Minggu, 23 Oktober 2016 - 02:53 WIB
S-300 Rusia di Suriah...
S-300 Rusia di Suriah Penyiram Air Dingin di Kepala Panas Jenderal Pentagon
A A A
MOSKOW - Ahli militer Rusia, Igor Korotchenko, mengatakan kehadiran sistem rudal anti-pesawat modern S-300 di Suriah telah mengubah keseimbangan kekuasaan dalam konflik Suriah. Dia mengibaratkan sistem rudal pertahanan itu sebagai “pendingin” kepala panas jenderal Pentagon.

“Saya pikir ini telah menyebabkan efek dari 'mandi air dingin' di kepala panas jenderal Pentagon,” katanya kepada Radio Sputnik, Sabtu (22/10/2016) malam.

“Kehadiran sistem rudal pertahanan udara yang kuat tersebut adalah faktor politik-militer serius yang memberikan kontribusi untuk menetralkan ancaman dan saber-rattling Amerika Serikat,” ujar Korotchenko.

Menurutnya, kehadiran sistem rudal pertahanan canggih Rusia di Suriah telah memiliki efek terciptanya stabilisasi terhadap situasi di Suriah dan kawasan secara keseluruhan.

Dia mencatat bahwa sebelum ada penyebaran sistem S-300, AS sudah mengumumkan opsi melakukan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah. Namun, dengan kehadiran S-300 sudah memaksa memaksa AS untuk mempertimbangkan kembali opsinya itu.

“Sistem rudal anti-pesawat modern telah mengubah keseimbangan kekuasaan karena telah menghilangkan kemungkinan hipotesis orang Amerika untuk melaksanakan serangan udara dengan impunitas,” katanya.

“Kita melihat bahwa Pentagon telah menyesuaikan strategi. Bualan belaka AS adalah satu hal, tapi fakta bahwa ada kekuatan militer di balik Rusia adalah hal lain. Dalam hal ini Amerika, tentu saja harus memperhitungkan keadaan itu,” lanjut analisis Korotchenko.

Baca:
AS Khawatir S-300 dan S-400 Rusia di Suriah Picu Konfrontasi


Pendapat serupa disampaikan pensiunan colonel Rusia, Mikhail Khodarenok. Dia percaya bahwa pengerahan S-300V4 "Antey-2500" dan S-400 Triumph ke kota pelabuhan Tartus Suriah dan ke pangkalan udara Hmeymim telah menangkal reaksi “pemarah” militer AS untuk membuat keputusan berbahaya di Suriah.

Menteri Luar Negeri AS, John F. Kerry, sebelumnya sudah merasa cemas dengan langkah Rusia mengerahkan sistem rudal pertahanan S-300 dan S-400 di Suriah. Sistem itu bisa menjangkau hampir semua negara di dekat Suriah, seperti Turki, Israel, Yordania dan kawasan Mediterania timur.

”Dengan menempatkan rudal sebagai ancaman terhadap tindakan militer oleh negara-negara lain di Suriah, Rusia telah mengangkat taruhan konfrontasi,” kata Kerry.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7370 seconds (0.1#10.140)