Jenderal Iran: Rebut Takhta, Raja Saudi Mungkin Akan Dibunuh Putranya
A
A
A
TEHERAN - Kepala Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, menyebut sosok Wakil Putra Mahkota Kerjaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai sosok yang tidak sabar untuk berkuasa. Jenderal Iran ini mengatakan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mungkin akan dibunuh putranya tersebut untuk merebut takhta.
Pangeran Mohammed bin Salman saat ini selain menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi. Posisi Putra Mahkota Saudi saat ini ditempati Pangeran Nayef bin Abdulaziz.
Komentar Jenderal Soleimani ini muncul di saat militer Saudi menggelar latihan perang di Selat Hormuz. Latihan perang digelar di saat Saudi sedang bersitegang dengan Iran.
Sosok Pangeran Mohammed bin Salman dibahas Jenderal Iran itu ketika membicarakan perang Suriah dalam sebuah pertemuan yang dihadiri pejabat Suriah dan Rusia.
“Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Iran, semuanya akan berakhir,” ujar Jenderal Soleimani. “Wakil Putra Mahkota Mohammed sangat tidak sabar dan mungkin akan membunuh rajanya,” ujarnya mengacu pada prediksi perebutan takhta Kerajaan Arab Saudi, seperti dikutip AP, Kamis (6/10/2016).
Sosok Pangeran Mohammed bin Salman memang menonjol di lingkaran Istana Kerajaan Saudi. Menduduki posisi ketiga garis takhta sejak bulan April 2015, Mohammed muncul dengan ambisi besar, salah satunya mengusulkan kebijakan inisiatif ekonomi di Kerajaan Saudi. Dia juga memimpin perang yang sedang berlangsung di Yaman.
Pangeran Mohammed bin Salman saat ini selain menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi. Posisi Putra Mahkota Saudi saat ini ditempati Pangeran Nayef bin Abdulaziz.
Komentar Jenderal Soleimani ini muncul di saat militer Saudi menggelar latihan perang di Selat Hormuz. Latihan perang digelar di saat Saudi sedang bersitegang dengan Iran.
Sosok Pangeran Mohammed bin Salman dibahas Jenderal Iran itu ketika membicarakan perang Suriah dalam sebuah pertemuan yang dihadiri pejabat Suriah dan Rusia.
“Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Iran, semuanya akan berakhir,” ujar Jenderal Soleimani. “Wakil Putra Mahkota Mohammed sangat tidak sabar dan mungkin akan membunuh rajanya,” ujarnya mengacu pada prediksi perebutan takhta Kerajaan Arab Saudi, seperti dikutip AP, Kamis (6/10/2016).
Sosok Pangeran Mohammed bin Salman memang menonjol di lingkaran Istana Kerajaan Saudi. Menduduki posisi ketiga garis takhta sejak bulan April 2015, Mohammed muncul dengan ambisi besar, salah satunya mengusulkan kebijakan inisiatif ekonomi di Kerajaan Saudi. Dia juga memimpin perang yang sedang berlangsung di Yaman.
(mas)