Ingin Seperti Hitler, Duterte Buat Pemimpin Yahudi Sewot
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, telah membuat para pemimpin komunitas Yahudi di Amerika Serikat (AS) sewot. Pemicunya, adalah komentar Duterte yang akan senang membantai jutaan pecandu dan gembong narkoba seperti Adolf Hitler senang membantai jutaan orang Yahudi di masa lalu.
Pernyataan Duterte yang membandingkan perang narkoba di Filipina dengan peristiwa Holocaust oleh pemimpin Nazi, Adolf Hitler, dianggap para pemimpin Yahudi sebagai sikap tidak manusiawi dan sangat ofensif.
”Apa yang Presiden Duterte katakana bukan hanya tidak manusia secara mendalam, tetapi menunjukkan sebuah sikap tidak hormat yang mengerikan terhadap kehidupan manusia, yang benar-benar melanggar perasaan oleh seorang pemimpin yang terpilih secara demokratis dari negara besar,” kata Presiden Kongres Yahudi Dunia Ronald S. Lauder. Dia lantas menuntut Duterte untuk minta maaf.
Baca:
Samakan Dirinya Hitler, Duterte Senang Bantai Jutaan Gembong Narkoba
Anti-Defamation League, sebuah kelompok Yahudi yang berbasis di AS, mengatakan bahwa komentar Presiden Duterte tidak pantas dan sangat ofensif. “Itu membingungkan, mengapa setiap pemimpin ingin dirinya model seperti itu, setelah monster tersebut,” kata direktur komunikasi kelompok itu,Todd Gutnick, yang menganggap Hitler layaknya monster.
Rabbi Abraham Cooper, dari Simon Wiesenthal Center yang berbasis di AS mengatakan bahwa Duterte berutang maaf atas komentarnya.”Korban (Holocaust) menuntut permintaan maaf untuk retorika menjijikkannya,” kata Cooper, seperti dikutip BBC.
Seperti diberitakan sebelumnya, Duterte secara tersirat menyamakan dirinya seperti Hitler, di mana dia mengaku akan senang membantai jutaan pecandu dan pengguna narkoba seperti kesenangan Hitler saat membantai jutaan orang Yahudi di masa lalu.
”Ada tiga juta pecandu narkoba (di Filipina), saya akan senang untuk membantai mereka,” katanya, seperti dikutip Reuters. ”Jika Jerman memiliki Hitler, Filipina akan ...,” ujarnya, menunjuk ke dirinya sendiri dan berhenti bicara.
”Anda tahu korban saya. Saya inginkan (mereka) semua yang menjadi penjahat, untuk menyelesaikan masalah negara saya dan menyelamatkan generasi berikutnya dari kebinasaan,” imbuh Duterte.
Pernyataan Duterte yang membandingkan perang narkoba di Filipina dengan peristiwa Holocaust oleh pemimpin Nazi, Adolf Hitler, dianggap para pemimpin Yahudi sebagai sikap tidak manusiawi dan sangat ofensif.
”Apa yang Presiden Duterte katakana bukan hanya tidak manusia secara mendalam, tetapi menunjukkan sebuah sikap tidak hormat yang mengerikan terhadap kehidupan manusia, yang benar-benar melanggar perasaan oleh seorang pemimpin yang terpilih secara demokratis dari negara besar,” kata Presiden Kongres Yahudi Dunia Ronald S. Lauder. Dia lantas menuntut Duterte untuk minta maaf.
Baca:
Samakan Dirinya Hitler, Duterte Senang Bantai Jutaan Gembong Narkoba
Anti-Defamation League, sebuah kelompok Yahudi yang berbasis di AS, mengatakan bahwa komentar Presiden Duterte tidak pantas dan sangat ofensif. “Itu membingungkan, mengapa setiap pemimpin ingin dirinya model seperti itu, setelah monster tersebut,” kata direktur komunikasi kelompok itu,Todd Gutnick, yang menganggap Hitler layaknya monster.
Rabbi Abraham Cooper, dari Simon Wiesenthal Center yang berbasis di AS mengatakan bahwa Duterte berutang maaf atas komentarnya.”Korban (Holocaust) menuntut permintaan maaf untuk retorika menjijikkannya,” kata Cooper, seperti dikutip BBC.
Seperti diberitakan sebelumnya, Duterte secara tersirat menyamakan dirinya seperti Hitler, di mana dia mengaku akan senang membantai jutaan pecandu dan pengguna narkoba seperti kesenangan Hitler saat membantai jutaan orang Yahudi di masa lalu.
”Ada tiga juta pecandu narkoba (di Filipina), saya akan senang untuk membantai mereka,” katanya, seperti dikutip Reuters. ”Jika Jerman memiliki Hitler, Filipina akan ...,” ujarnya, menunjuk ke dirinya sendiri dan berhenti bicara.
”Anda tahu korban saya. Saya inginkan (mereka) semua yang menjadi penjahat, untuk menyelesaikan masalah negara saya dan menyelamatkan generasi berikutnya dari kebinasaan,” imbuh Duterte.
(mas)