Kehadiran Abbas di Pemakaman Peres Pengingat Upaya Damai Israel-Palestina
A
A
A
YERUSALEM - Kehadiran Presiden Palestina Mahmoud Abas dalam pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres menjadi pengingat akan upaya damai Israel dan Palestina. Hal itu disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Berbicara saat menyampaikan sambutan dalam pemakaman Peres, Obama mengatakan, kehadiran Abbas dalam pemakaman itu menjadi pengingat bagi dunia internasional, bahwa masih adan urusan yang belum selesai, yakni upaya damai Israel dan Palestina.
"Hadirnya Presiden Palestina Mahmoud Abbas di pemakaman Shimon Peres adalah pengingat dari urusan yang belum selesai dalam upaya perdamaian di Timur Tengah," kata Obama dalam sambutannya, seperti dilansir Reuters pada Jumat (30/9).
Dalam sambutannya, dia kembali menyebut sosok Peres adalah sosok yang unik dan langka, yang sangat sulit ditemui di dunia. Peres, lanjut Obama, adalah sosok yang terus mengingatkan dunia bahwa upaya damai Israel dan Palestina harus segera diselesaikan.
"Bahkan dalam menghadapi serangan teroris, kekecewaan setelah kegagalan berulang kali di meja perundingan, dia bersikeras bahwa sebagai manusia, Palestina harus dilihat sama dengan orang Yahudi dan karena itu harus sama pada penentuan nasib mereka sendiri," tukasnya.
Berbicara saat menyampaikan sambutan dalam pemakaman Peres, Obama mengatakan, kehadiran Abbas dalam pemakaman itu menjadi pengingat bagi dunia internasional, bahwa masih adan urusan yang belum selesai, yakni upaya damai Israel dan Palestina.
"Hadirnya Presiden Palestina Mahmoud Abbas di pemakaman Shimon Peres adalah pengingat dari urusan yang belum selesai dalam upaya perdamaian di Timur Tengah," kata Obama dalam sambutannya, seperti dilansir Reuters pada Jumat (30/9).
Dalam sambutannya, dia kembali menyebut sosok Peres adalah sosok yang unik dan langka, yang sangat sulit ditemui di dunia. Peres, lanjut Obama, adalah sosok yang terus mengingatkan dunia bahwa upaya damai Israel dan Palestina harus segera diselesaikan.
"Bahkan dalam menghadapi serangan teroris, kekecewaan setelah kegagalan berulang kali di meja perundingan, dia bersikeras bahwa sebagai manusia, Palestina harus dilihat sama dengan orang Yahudi dan karena itu harus sama pada penentuan nasib mereka sendiri," tukasnya.
(esn)