Debat Bersejarah, Trump atau Hillary yang Menang?
A
A
A
NEW YORK - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik; Donald John Trump, untuk pertama kalinya akan berdebat resmi dengan rivalnya dari Partai Demokrat; Hillary Rodham Clinton, di Hofstra University di New York's Long Island, siang ini (27/9/2016) WIB.
Debat Trump dan Hillary dianggap momen bersejarah dalam politik AS yang diprediksi ditonton sekitar 100 juta warga AS. Kedua kubu dilaporkan sudah mempersiapkan “amunisi” untuk “pertempuran” besar mereka demi meraih simpati rakyat AS dalam Pemilu Presiden 8 November 2016 mendatang.
Para pengamat belum bisa memprediksi siapa yang akan menang dalam debat dari kedua kandidat Presiden AS ini. Namun, hasil jajak pendapat Hillary unggul tipis atas Trump. Contoh, jajak pendapat terbaru versi CNN/ORC, di mana Hillary unggul tipis atas Trump, yakni 44%: 42%.
Kubu Trump mengaku telah menonton video dari persiapan Hillary. Menurut kubu Trump, persiapan kubu Hillry kurang intens. Hillary diprediksi tidak akan tahan dalam perdebatan dengan materi ejekan.
Manajer kampanye Hillary Clinton, Robby Mook, menginginkan Trump memiliki kelayakan dalam debat. ”Kami ingin calon tersebut untuk dinilai cukup,” katanya. ”Apakah mereka berdua memiliki rencana khusus untuk membuat kehidupan masyarakat lebih baik?.”
Sementara itu, kubu Trump meyakini debat pertama ini jadi momen penting bagi warga AS untuk menentukan pilihannya. Hal itu disampaikan Gubernur Indiana, Mike Pence, yang juga Calon Wakil Presiden Trump.
”Anda tahu ketika dua kandidat mengambil panggung untuk pertama kalinya di tempat yang sama, tidak ada lagi media yang memfilter, tidak lebih dari parsing kata-kata,” kata Pence.
“Orang-orang Amerika akan dapat mendengar dari dua kandidat dan mereka akan mendengar tentang dua berjangka untuk negara ini,” ujar Pence.
Debat bersejarah ini juga jadi pertaruhan penting untuk Hillary di mana dia harus menghadapi pemain politik baru yang popularitasnya melejit dalam sekejap. Hillary sendiri merupakan pemain politik lama, di mana pada 2008 dia bertarung dengan Barack Obama menjadi calon presiden dari Partai Demokrat dan kemudian menjadi Menteri Luar Negeri AS.
”Kami tidak pernah melihat hal apapun yang menarik perhatian seperti ini, dan mungkin tidak akan pernah lagi," kata Aaron Kall, direktur debat di Universitas Michigan dan editor buku baru berjudul "Debating the Donald."
Menjelang debat, Trump sudah mengeluarkan peringatan untuk Hillary. ”Jika dia memperlakukan saya dengan hormat, saya akan memperlakukannya dengan hormat," kata Trump kepada Fox News.
“Hal ini sangat tergantung. Orang-orang bertanya kepada saya pertanyaan itu, 'Oh Anda akan pergi ke sana dan melakukan ini dan itu.' Saya benar-benar tidak tahu itu. Anda harus merasakannya ketika Anda berada di luar sana,” ujar Trump.
Debat Trump dan Hillary dianggap momen bersejarah dalam politik AS yang diprediksi ditonton sekitar 100 juta warga AS. Kedua kubu dilaporkan sudah mempersiapkan “amunisi” untuk “pertempuran” besar mereka demi meraih simpati rakyat AS dalam Pemilu Presiden 8 November 2016 mendatang.
Para pengamat belum bisa memprediksi siapa yang akan menang dalam debat dari kedua kandidat Presiden AS ini. Namun, hasil jajak pendapat Hillary unggul tipis atas Trump. Contoh, jajak pendapat terbaru versi CNN/ORC, di mana Hillary unggul tipis atas Trump, yakni 44%: 42%.
Kubu Trump mengaku telah menonton video dari persiapan Hillary. Menurut kubu Trump, persiapan kubu Hillry kurang intens. Hillary diprediksi tidak akan tahan dalam perdebatan dengan materi ejekan.
Manajer kampanye Hillary Clinton, Robby Mook, menginginkan Trump memiliki kelayakan dalam debat. ”Kami ingin calon tersebut untuk dinilai cukup,” katanya. ”Apakah mereka berdua memiliki rencana khusus untuk membuat kehidupan masyarakat lebih baik?.”
Sementara itu, kubu Trump meyakini debat pertama ini jadi momen penting bagi warga AS untuk menentukan pilihannya. Hal itu disampaikan Gubernur Indiana, Mike Pence, yang juga Calon Wakil Presiden Trump.
”Anda tahu ketika dua kandidat mengambil panggung untuk pertama kalinya di tempat yang sama, tidak ada lagi media yang memfilter, tidak lebih dari parsing kata-kata,” kata Pence.
“Orang-orang Amerika akan dapat mendengar dari dua kandidat dan mereka akan mendengar tentang dua berjangka untuk negara ini,” ujar Pence.
Debat bersejarah ini juga jadi pertaruhan penting untuk Hillary di mana dia harus menghadapi pemain politik baru yang popularitasnya melejit dalam sekejap. Hillary sendiri merupakan pemain politik lama, di mana pada 2008 dia bertarung dengan Barack Obama menjadi calon presiden dari Partai Demokrat dan kemudian menjadi Menteri Luar Negeri AS.
”Kami tidak pernah melihat hal apapun yang menarik perhatian seperti ini, dan mungkin tidak akan pernah lagi," kata Aaron Kall, direktur debat di Universitas Michigan dan editor buku baru berjudul "Debating the Donald."
Menjelang debat, Trump sudah mengeluarkan peringatan untuk Hillary. ”Jika dia memperlakukan saya dengan hormat, saya akan memperlakukannya dengan hormat," kata Trump kepada Fox News.
“Hal ini sangat tergantung. Orang-orang bertanya kepada saya pertanyaan itu, 'Oh Anda akan pergi ke sana dan melakukan ini dan itu.' Saya benar-benar tidak tahu itu. Anda harus merasakannya ketika Anda berada di luar sana,” ujar Trump.
(mas)