Sandera Norwegia: Abu Sayyaf Terus Ancam Penggal Kepala Saya
A
A
A
MANILA - Kjartan Sekkingstad, warga negara Norwegia yang baru dibebaskan Abu Sayyaf akhir pekan lalu mengaku lega dan senang bisa lepas dari penahanan kelompok itu. Dia mengaku, selama ditahan Abu Sayyaf, dirinya selalu merasa tertekan, karena selalu mendapat ancaman.
Sekkingstad mengatakan, hampir setiap hari Abu Sayyaf mengancam akan memenggal kepalanya, jika uang tebusan tidak datang dalam waktu dekat. Hal ini, lanjut Sekkingstad, membuat dirinya benar-benar tertekan.
"Saya selalu ditempatkan di ruangan yang gelap, dan selalu diberikan informasi yang salah, seperti, tidak ada informasi yang dapat dipercaya, lalu mereka terus memberikan tekanan psikologis seperti: "Kau akan dipenggal pada tanggal sekian", ancaman selalu tergantung di atas kepala Anda," katanya.
Di kesempatan yang sama, ia mengutarakan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mengusahakan pembebasan dirinya. "Saya sangat senang masih hidup, dan sekarang saya bebas. Ini perasaan yang benar-benar indah," sambungnya, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (19/9).Abu Rami, juru bicara Abu Sayyaf, mengatakan, pihaknya menerima uang tebusan sebesar USD 600 ribu bagi pembebasan Sekkingstad ini. Pemerintah Filipina mengatakan tidak pernah membayar kelompok dan tidak mengetahui setiap pembayaran yang dilakukan oleh pihak lain.
Sekkingstad diculik dari sebuah resor wisata di Filipina pada September 2015 bersama seorang wanita Filipina, yang telah dibebaskan, dan dua orang Kanada.
Pada bulan April dan Juni, dua orang warga Kanada yakni John Ridsdel dan Robert Hall dipenggal kepalanya setelah uang tebusan tak kunjung dibayar. Sedangkan warga Filipina, Marites Flor, dirilis.
Setelah Abu Sayyaf memenggal Risdel, Sekkingstad terus mendapat ancaman dari kelompok yang berbasis di Filipina selatan itu, yang berulang kali mengatakan kepadanya, "Kau berikutnya."
Sekkingstad mengatakan, hampir setiap hari Abu Sayyaf mengancam akan memenggal kepalanya, jika uang tebusan tidak datang dalam waktu dekat. Hal ini, lanjut Sekkingstad, membuat dirinya benar-benar tertekan.
"Saya selalu ditempatkan di ruangan yang gelap, dan selalu diberikan informasi yang salah, seperti, tidak ada informasi yang dapat dipercaya, lalu mereka terus memberikan tekanan psikologis seperti: "Kau akan dipenggal pada tanggal sekian", ancaman selalu tergantung di atas kepala Anda," katanya.
Di kesempatan yang sama, ia mengutarakan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mengusahakan pembebasan dirinya. "Saya sangat senang masih hidup, dan sekarang saya bebas. Ini perasaan yang benar-benar indah," sambungnya, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (19/9).Abu Rami, juru bicara Abu Sayyaf, mengatakan, pihaknya menerima uang tebusan sebesar USD 600 ribu bagi pembebasan Sekkingstad ini. Pemerintah Filipina mengatakan tidak pernah membayar kelompok dan tidak mengetahui setiap pembayaran yang dilakukan oleh pihak lain.
Sekkingstad diculik dari sebuah resor wisata di Filipina pada September 2015 bersama seorang wanita Filipina, yang telah dibebaskan, dan dua orang Kanada.
Pada bulan April dan Juni, dua orang warga Kanada yakni John Ridsdel dan Robert Hall dipenggal kepalanya setelah uang tebusan tak kunjung dibayar. Sedangkan warga Filipina, Marites Flor, dirilis.
Setelah Abu Sayyaf memenggal Risdel, Sekkingstad terus mendapat ancaman dari kelompok yang berbasis di Filipina selatan itu, yang berulang kali mengatakan kepadanya, "Kau berikutnya."
(esn)