Pangeran Khaled Peringatkan Iran Jangan Luncurkan Perang ke Saudi
A
A
A
MAKKAH - Pangeran Arab Saudi, Khaled al-Faisal, yang juga Gubernur Provinsi Makkah, memperingatkan Iran jangan sampai berani menggunakan kekuatan atau meluncurkan perang dalam persaingannya dengan Saudi. Dia mendesak Iran mengakhiri sikapnya dengan menyalahkan Riydah dalam mengelola ibadah haji.
Pangeran Khaled mengatakan pelaksanaan ibadah haji tahun ini sukses. ”Perilaku tertib jemaah tahun ini merupakan respons terhadap semua kebohongan dan fitnah yang dilakukan terhadap kerajaan (Arab Saudi),” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan Saudi Press Agency (SPA).
Saudi dan Iran telah berseteru sejak terjadi tragedi Mina pada musim haji tahun lalu, di mana banyak jemaah haji meninggal, dengan korban terbanyak berasal dari Iran.
Pangeran Saudi itu mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menyampaikan pesan kepada pemimpin Iran. ”Saya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membimbing mereka dan untuk mencegah mereka dari pelanggaran dan sikap yang salah mereka terhadap sesama Muslim di antara orang-orang Arab di Irak, Suriah, Yaman dan di sekitar dunia,” bunyi pesan Pangeran Khaled, yang dikutip Reuters, Kamis (15/9/2016).
”Tapi kalau mereka sedang mempersiapkan pasukan untuk menyerang kami, kami tidak mudah diambil oleh seseorang yang akan membuat perang terhadap kami,” lanjut Pangeran Khaled memperingatkan Iran.
”Ketika kami menginginkan, dan dengan bantuan Allah SWT, kami akan menghalangi setiap agresor dan tidak akan pernah menyesal dalam melindungi Tanah Suci ini dan negara kami tercinta. Tidak ada yang bisa mencemari setiap bagian dari negara kami jika salah satu dari kami tetap berada di muka bumi.”
Para pemimpin Iran tidak menyerukan perang dengan Arab Saudi. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei beberapa hari lalu menghujat Saudi terkait pengelolaan haji.
Tahun ini, Iran secara resmi tidak mengirim jemaah haji ke Saudi. Namun, ada laporan jemaah asal Iran berangkat melalui negara lain.
Riyadh telah memutuskan hubungan dengan Teheran setelah kedutaannya di Teheran diserang oleh massa Iran yang memprotes eksekusi ulama Syiah terkemuka di Saudi, Nimr Baqir al-Nimr awal tahun ini atas tuduhan terlibat aksi terorisme. Garda Revolusi Iran sempat bersumpah untuk “balas dendam” atas kematian al-Nimr.
Pangeran Khaled mengatakan pelaksanaan ibadah haji tahun ini sukses. ”Perilaku tertib jemaah tahun ini merupakan respons terhadap semua kebohongan dan fitnah yang dilakukan terhadap kerajaan (Arab Saudi),” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan Saudi Press Agency (SPA).
Saudi dan Iran telah berseteru sejak terjadi tragedi Mina pada musim haji tahun lalu, di mana banyak jemaah haji meninggal, dengan korban terbanyak berasal dari Iran.
Pangeran Saudi itu mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menyampaikan pesan kepada pemimpin Iran. ”Saya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membimbing mereka dan untuk mencegah mereka dari pelanggaran dan sikap yang salah mereka terhadap sesama Muslim di antara orang-orang Arab di Irak, Suriah, Yaman dan di sekitar dunia,” bunyi pesan Pangeran Khaled, yang dikutip Reuters, Kamis (15/9/2016).
”Tapi kalau mereka sedang mempersiapkan pasukan untuk menyerang kami, kami tidak mudah diambil oleh seseorang yang akan membuat perang terhadap kami,” lanjut Pangeran Khaled memperingatkan Iran.
”Ketika kami menginginkan, dan dengan bantuan Allah SWT, kami akan menghalangi setiap agresor dan tidak akan pernah menyesal dalam melindungi Tanah Suci ini dan negara kami tercinta. Tidak ada yang bisa mencemari setiap bagian dari negara kami jika salah satu dari kami tetap berada di muka bumi.”
Para pemimpin Iran tidak menyerukan perang dengan Arab Saudi. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei beberapa hari lalu menghujat Saudi terkait pengelolaan haji.
Tahun ini, Iran secara resmi tidak mengirim jemaah haji ke Saudi. Namun, ada laporan jemaah asal Iran berangkat melalui negara lain.
Riyadh telah memutuskan hubungan dengan Teheran setelah kedutaannya di Teheran diserang oleh massa Iran yang memprotes eksekusi ulama Syiah terkemuka di Saudi, Nimr Baqir al-Nimr awal tahun ini atas tuduhan terlibat aksi terorisme. Garda Revolusi Iran sempat bersumpah untuk “balas dendam” atas kematian al-Nimr.
(mas)