Iran Ancam Tembak Jatuh 2 Pesawat Mata-mata AS di Teluk Persia
A
A
A
WASHINGTON - Militer Iran mengancam akan menembak jatuh dua pesawat mata-mata Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang terbang dekat dengan wilayah Iran di Teluk Persia. Manuver dua pesawat pengintai AS itu berlangsung pada akhir pekan lalu.
Ancaman dari militer Iran itu diungkap tiga pejabat pertahanan AS dalam wawancaranya dengan Fox News hari Senin.
Menurut para pejabat pertahanan AS, pada tanggal 10 September 2016 dua pesawat mata-mata AS—pesawat P-8 Poseidon dengan sembilan awak dan pesawat EP-3 Eries dengan sekitar 24 awak—terbang untuk misi pengintaian di wilayah yang berjarak 13 mil dari lepas pantai Iran, di Selat Hormuz dan Teluk Oman.
Pada beberapa titik selama penerbangan, militer Iran memperingatkan dua pesawat mata-mata AS itu untuk mengubah arah atau berisiko ditembak jatuh.
Namun, lanjut para pejabat AS, pesawat-pesawat itu mengabaikan peringatan militer Iran dan terus terbang di wilayah udara internasional, meskipun dekat dengan wilayah Iran.
”Kami ingin menguji reaksi Iran,” kata salah satu pejabat pertahanan AS ketika ditanya mengapa pesawat mata-mata AS terbang dekat dengan wilayah Iran, yang dikutip Selasa (13/9/2016).
”(Ancaman Iran) itu salah satu hal untuk memberitahu seseorang bahwa Anda bisa dijatuhkan, tapi kami tidak di halaman mereka,” lanjut pejabat itu. ”Setiap kali Anda mengancam untuk menembak seseorang, itu tidak dianggap profesional.”
Pejabat itu mengatakan perilaku militer Iran tidak profesional. Seorang pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan insiden itu tidak dianggap “tidak aman” karena menurut laporan intelijen terbaru tidak ada peluncur rudal Iran di daerah itu.
Insiden terbaru antara militer AS dan Iran ini menambah rentetan pemicu ketegangan kedua negara di sekitar Teluk Persia.
Bulan lalu, kapal-kapal Iran mengganggu kapal perang Angkatan Laut AS di Teluk Persia setidaknya lima kali. Satu insiden mengakibatkan tiga tembakan peringatan yang diletuskan Angkatan Laut AS yang sedang patroli.
Pada insiden lain, kapal Iran melakukan manuver pencegatan pada jarak 100 yard atau sekitar 91 meter yang memaksa kapal Angkatan Laut AS mengubah haluan.
Pekan lalu, seorang komandan militer senior Iran menolak klaim bahwa kapal Iran menganggu kapal Angkatan Laut AS di di Teluk Persia. Menurutnya, apa yang dilakukan militer Iran sesuai dengan hukum maritim yang diakui secara internasional.
"Kapal Iran terus bertindak berdasarkan standar yang ditetapkan dan sangat menyadari hukum dan peraturan internasional, sehingga klaim (AS) tidak hanya tidak benar, tetapi muncul ketakutan mereka terhadap kekuatan tentara Iran,” kata Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri, Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, seperti dikutip kantor berita IRNA.
Ancaman dari militer Iran itu diungkap tiga pejabat pertahanan AS dalam wawancaranya dengan Fox News hari Senin.
Menurut para pejabat pertahanan AS, pada tanggal 10 September 2016 dua pesawat mata-mata AS—pesawat P-8 Poseidon dengan sembilan awak dan pesawat EP-3 Eries dengan sekitar 24 awak—terbang untuk misi pengintaian di wilayah yang berjarak 13 mil dari lepas pantai Iran, di Selat Hormuz dan Teluk Oman.
Pada beberapa titik selama penerbangan, militer Iran memperingatkan dua pesawat mata-mata AS itu untuk mengubah arah atau berisiko ditembak jatuh.
Namun, lanjut para pejabat AS, pesawat-pesawat itu mengabaikan peringatan militer Iran dan terus terbang di wilayah udara internasional, meskipun dekat dengan wilayah Iran.
”Kami ingin menguji reaksi Iran,” kata salah satu pejabat pertahanan AS ketika ditanya mengapa pesawat mata-mata AS terbang dekat dengan wilayah Iran, yang dikutip Selasa (13/9/2016).
”(Ancaman Iran) itu salah satu hal untuk memberitahu seseorang bahwa Anda bisa dijatuhkan, tapi kami tidak di halaman mereka,” lanjut pejabat itu. ”Setiap kali Anda mengancam untuk menembak seseorang, itu tidak dianggap profesional.”
Pejabat itu mengatakan perilaku militer Iran tidak profesional. Seorang pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan insiden itu tidak dianggap “tidak aman” karena menurut laporan intelijen terbaru tidak ada peluncur rudal Iran di daerah itu.
Insiden terbaru antara militer AS dan Iran ini menambah rentetan pemicu ketegangan kedua negara di sekitar Teluk Persia.
Bulan lalu, kapal-kapal Iran mengganggu kapal perang Angkatan Laut AS di Teluk Persia setidaknya lima kali. Satu insiden mengakibatkan tiga tembakan peringatan yang diletuskan Angkatan Laut AS yang sedang patroli.
Pada insiden lain, kapal Iran melakukan manuver pencegatan pada jarak 100 yard atau sekitar 91 meter yang memaksa kapal Angkatan Laut AS mengubah haluan.
Pekan lalu, seorang komandan militer senior Iran menolak klaim bahwa kapal Iran menganggu kapal Angkatan Laut AS di di Teluk Persia. Menurutnya, apa yang dilakukan militer Iran sesuai dengan hukum maritim yang diakui secara internasional.
"Kapal Iran terus bertindak berdasarkan standar yang ditetapkan dan sangat menyadari hukum dan peraturan internasional, sehingga klaim (AS) tidak hanya tidak benar, tetapi muncul ketakutan mereka terhadap kekuatan tentara Iran,” kata Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri, Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, seperti dikutip kantor berita IRNA.
(mas)