Diplomat Israel Tuding Abbas Ingin Binasakan Yahudi di Yerusalem Timur
A
A
A
NEW YORK - Konsulat Jenderal Israel di New York, Amerika Serikat (AS), Dani Dayan menyebut, pemerintah Palestina di bawah pimpinan Mahmoub Abbas ingin melakukan pembersihan etnis Yahudi di Yerusalem timur. Ini, lanjut Dayan, terlihat dari keinginan Abbas untuk membuat Yerusalem timur bebas dari etnis Yahudi.
Diplomat Israel itu mengatakan, ia dan banyak orang di negaranya sangat menyayangkan banyak orang yang mendukung pemikiran Abbas tersebut. Dia juga menyesalkan kecaman yang datang terkait pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem timur, dimana Dayan kembali menegaskan bahwa pemukiman itu bukanlah kendala upaya damai dengan Palestina.
"Lihatlah, permukiman dapat menjadi kendala apa pun hanya jika Anda percaya bahwa jika negara Palestina didirikan, harus ada pembersihan etnis Yahudi di sana," ucap Dayan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Jumat (2/9).
"Bayangkan sejenak Nelson Mandela mengatakan, ia ingin kekuasaan mayoritas, tetapi tidak hanya kekuasaan mayoritas, juga pengusiran semua orang kulit putih dari Afrika Selatan. Apakah ia menjadi Nelson Mandela yang kita kagumi? Tidak akan. Tapi untuk beberapa alasan, ketika Mahmoud Abbas mengatakan hal itu, tidak akan yang mengusiknya," sambungnya.
Dayan sendiri merupakan orang yang sangat menentang berdirinya negara Palestina. Dia dalam beberapa kesempatan dengan tegas mengatakan tidak setuju dan tidak percaya dengan solusi dua negara untuk mendamaikan Israel dan Palestina.
Diplomat Israel itu mengatakan, ia dan banyak orang di negaranya sangat menyayangkan banyak orang yang mendukung pemikiran Abbas tersebut. Dia juga menyesalkan kecaman yang datang terkait pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem timur, dimana Dayan kembali menegaskan bahwa pemukiman itu bukanlah kendala upaya damai dengan Palestina.
"Lihatlah, permukiman dapat menjadi kendala apa pun hanya jika Anda percaya bahwa jika negara Palestina didirikan, harus ada pembersihan etnis Yahudi di sana," ucap Dayan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Jumat (2/9).
"Bayangkan sejenak Nelson Mandela mengatakan, ia ingin kekuasaan mayoritas, tetapi tidak hanya kekuasaan mayoritas, juga pengusiran semua orang kulit putih dari Afrika Selatan. Apakah ia menjadi Nelson Mandela yang kita kagumi? Tidak akan. Tapi untuk beberapa alasan, ketika Mahmoud Abbas mengatakan hal itu, tidak akan yang mengusiknya," sambungnya.
Dayan sendiri merupakan orang yang sangat menentang berdirinya negara Palestina. Dia dalam beberapa kesempatan dengan tegas mengatakan tidak setuju dan tidak percaya dengan solusi dua negara untuk mendamaikan Israel dan Palestina.
(esn)