Suriah Sebut Serangan Tank Turki di Jarablus sebagai Agresi
A
A
A
DAMASKUS - Pemerintah Suriah mengecam serangan tank-tank tempur dan pasukan khusus Turki ke wilayah Jarablus, Suriah utara, sebagai agresi terang-terangan. Turki mengklaim operasi itu untuk menumpas milisi Kurdi dan ISIS.
Serangan darat Turki juga didukung oleh serangan udara pesawat-pesawat tempur Ankara.
Pemerintah Suriah mengatakan, setiap upaya memerangi terorisme di wilayah Suriah harus bekerja sama dengan pihak berwenang dan Tentara Suriah. ”Yang telah memerangi terorisme selama lebih dari lima tahun,” tulis kantor berita Pemerintah Suriah, SANA, mengutip seorang pejabat rezim Suriah, Kamis (25/8/2016).
Pemerintah Suriah ragu dengan klaim Turki bahwa serangan mereka untuk menumpas ISIS dan organisasi teroris lainnya. Alasannya, Turki selama ini mendukung organisasi-organisasi teror yang melawan Pemerintah Damaskus.
”Apa yang terjadi di Jarablus sekarang bukan memerangi terorisme seperti yang diklaim Turki, melainkan adalah mengganti satu jenis terorisme dengan (terorisme) yang lain,” lanjut penjabat rezim Suriah yang identitasnya tidak diungkap SANA.
Pemerintah Presiden Bashar al-Assad kembali menyerukan kepada PBB untuk mengakhiri agresi di wilayah mereka. Suriah juga mendesak PBB untuk menekan Turki dan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk mematuhi resolusi PBB untuk menutup perbatasan dan mencegah teroris dari penerimaaan dana dan dukungan dari luar negeri.
Utusan Suriah untuk PBB menegaskan bahwa Damaskus tidak meminta bantuan apapun dari Ankara. Suriah menekankan bahwa semua pasukan asing yang berniat memerangi terorisme di Suriah harus mengkoordinasikan tindakan mereka dengan Angkatan Darat Suriah.
Sementara itu, Rusia juga menyatakan keprihatinannya atas tindakan Turki di Suriah. “Moskow sangat khawatir dengan perkembangan di perbatasan Suriah-Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Serangan darat Turki juga didukung oleh serangan udara pesawat-pesawat tempur Ankara.
Pemerintah Suriah mengatakan, setiap upaya memerangi terorisme di wilayah Suriah harus bekerja sama dengan pihak berwenang dan Tentara Suriah. ”Yang telah memerangi terorisme selama lebih dari lima tahun,” tulis kantor berita Pemerintah Suriah, SANA, mengutip seorang pejabat rezim Suriah, Kamis (25/8/2016).
Pemerintah Suriah ragu dengan klaim Turki bahwa serangan mereka untuk menumpas ISIS dan organisasi teroris lainnya. Alasannya, Turki selama ini mendukung organisasi-organisasi teror yang melawan Pemerintah Damaskus.
”Apa yang terjadi di Jarablus sekarang bukan memerangi terorisme seperti yang diklaim Turki, melainkan adalah mengganti satu jenis terorisme dengan (terorisme) yang lain,” lanjut penjabat rezim Suriah yang identitasnya tidak diungkap SANA.
Pemerintah Presiden Bashar al-Assad kembali menyerukan kepada PBB untuk mengakhiri agresi di wilayah mereka. Suriah juga mendesak PBB untuk menekan Turki dan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk mematuhi resolusi PBB untuk menutup perbatasan dan mencegah teroris dari penerimaaan dana dan dukungan dari luar negeri.
Utusan Suriah untuk PBB menegaskan bahwa Damaskus tidak meminta bantuan apapun dari Ankara. Suriah menekankan bahwa semua pasukan asing yang berniat memerangi terorisme di Suriah harus mengkoordinasikan tindakan mereka dengan Angkatan Darat Suriah.
Sementara itu, Rusia juga menyatakan keprihatinannya atas tindakan Turki di Suriah. “Moskow sangat khawatir dengan perkembangan di perbatasan Suriah-Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
(mas)