Turki dan Rusia Mesra Dinilai Membuat AS Gugup
A
A
A
MOSKOW - Pulihnya hubungan Turki dan Rusia dinilai analis politik Mikhail Smolin telah membuat Amerika Serikat (AS) gugup. Hal itu ditandai dengan kunjungan Wakil Presiden AS Joe Biden ke Ankara pada Rabu.
Menurut Smolin, Washington menghendaki penjelasan dari Ankara atas kebijakan luar negerinya yang “buruk” pada AS dan sebaliknya “mesra” dengan Moskow.
”Hubungan Rusia dengan Turki telah berubah, membuat Amerika gugup,” kata Smolin yang juga Wakil Direktur Russian Institute for Strategic Studies kepada Sputniknews, Kamis (25/8/2016).
“Washington biasanya mengirimkan Biden untuk menyampaikan tuntutan yang sulit,” ujar Smolin.
”Saya berpikir bahwa pesan untuk Turki, dari (Gedung Putih) sebagai berikut: Presiden Recep Tayyip Erdogan jangan memperbaiki hubungan dengan Rusia dan Turki jangan bergabung dengan Moskow untuk menyelesaikan krisis Suriah,” imbuh Smolin.
Smolin lebih lanjut mengatakan bahwa Biden diyakini membuat penegasan pada kunjungannya pada hari Rabu kemarin bahwa Erdogan “jangan menyeberang” dalam membuat kebijakan dengan condong ke Rusia.
Meskipun Ankara adalah sekutu Washington, AS masih akan mencoba untuk menekan Turki. ”Mereka berpikir bahwa tekanan permanen selalu mengarah ke beberapa hasil. Saya rasa ini adalah tradisi kuno yang mereka ikuti dalam keadaan apapun bahkan dalam hubungan dengan sekutu mereka,” kata Smolin.
Sementara itu, dalam siaran pers-nya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Biden akan bertemu dengan Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim untuk membahas hubungan kedua negara dan berbagi isu penting. Namun, Gedung Putih menolak merinci agenda dan isu yang dibahas.
Menurut Smolin, Washington menghendaki penjelasan dari Ankara atas kebijakan luar negerinya yang “buruk” pada AS dan sebaliknya “mesra” dengan Moskow.
”Hubungan Rusia dengan Turki telah berubah, membuat Amerika gugup,” kata Smolin yang juga Wakil Direktur Russian Institute for Strategic Studies kepada Sputniknews, Kamis (25/8/2016).
“Washington biasanya mengirimkan Biden untuk menyampaikan tuntutan yang sulit,” ujar Smolin.
”Saya berpikir bahwa pesan untuk Turki, dari (Gedung Putih) sebagai berikut: Presiden Recep Tayyip Erdogan jangan memperbaiki hubungan dengan Rusia dan Turki jangan bergabung dengan Moskow untuk menyelesaikan krisis Suriah,” imbuh Smolin.
Smolin lebih lanjut mengatakan bahwa Biden diyakini membuat penegasan pada kunjungannya pada hari Rabu kemarin bahwa Erdogan “jangan menyeberang” dalam membuat kebijakan dengan condong ke Rusia.
Meskipun Ankara adalah sekutu Washington, AS masih akan mencoba untuk menekan Turki. ”Mereka berpikir bahwa tekanan permanen selalu mengarah ke beberapa hasil. Saya rasa ini adalah tradisi kuno yang mereka ikuti dalam keadaan apapun bahkan dalam hubungan dengan sekutu mereka,” kata Smolin.
Sementara itu, dalam siaran pers-nya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Biden akan bertemu dengan Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim untuk membahas hubungan kedua negara dan berbagi isu penting. Namun, Gedung Putih menolak merinci agenda dan isu yang dibahas.
(mas)