Tak Belajar, Bocah di Jepang Tewas Ditusuk Ayahnya
A
A
A
NAGOYA - Seorang bocah berusia 12 tahun di Jepang tewas ditusuk oleh ayahnya sendiri karena tidak belajar untuk tes masuk di sebuah SMP swasta. Korban meninggal karena kehilangan banyak darah.
Kengo Satake, 48, mengatakan kepada polisi bahwa dia telah berdebat dengan anaknya karena tidak belajar. Padahal, korban harus bersaing dengan siswa lainnya dalam ujian masuk SMP favorit di Prefektur Aichi, Jepang.
”Sang ayah menusuk anaknya di dada dengan pisau dapur,” tulis kantor berita NHK mengutip pihak kepolisian Kota Nagoya, yang dikutip semalam (23/8/2016).
Media Jepang itu melaporkan bahwa orang tua di sana sering menekan anak-anaknya untuk masuk sekolah bergengsi sebagai tanda persaingan.
Korban, Ryota, dilarikan ke rumah sakit setelah penusukan, namun meninggal karena kehilangan banyak darah.
Kengo Satake ditangkap setelah staf rumah sakit memberitahu polisi soal penusukan itu. Dia mengaku menusuk anaknya karena membuat “kesalahan” di saat ibunya sedang bekerja.
Ryota, lanjut laporan NHK yang mewawancarai orang-orang yang kenal keluarga korban, kerap dimarahi ayahnya terkait studi yang dijalani.
Tindakan keras orang tua di Jepang pada anaknya bukan sekali ini terjadi. Belum lama ini, Jepang jadi sorotan media dunia, setelah pasangan orang tua meninggalkan anaknya yang masih berusia tujuh tahun di hutan sebagai hukuman karena melempari orang yang lewat dengan batu.
Militer Jepang bahkan meluncurkan operasi pencarian besar-besaran untuk mencari bocah cilik di sebuah hutan lebat di Pulau Hokkaido tersebut. Beruntung, anak itu ditemukan berlindung di gedung militer setelah enam hari hilang.
Kengo Satake, 48, mengatakan kepada polisi bahwa dia telah berdebat dengan anaknya karena tidak belajar. Padahal, korban harus bersaing dengan siswa lainnya dalam ujian masuk SMP favorit di Prefektur Aichi, Jepang.
”Sang ayah menusuk anaknya di dada dengan pisau dapur,” tulis kantor berita NHK mengutip pihak kepolisian Kota Nagoya, yang dikutip semalam (23/8/2016).
Media Jepang itu melaporkan bahwa orang tua di sana sering menekan anak-anaknya untuk masuk sekolah bergengsi sebagai tanda persaingan.
Korban, Ryota, dilarikan ke rumah sakit setelah penusukan, namun meninggal karena kehilangan banyak darah.
Kengo Satake ditangkap setelah staf rumah sakit memberitahu polisi soal penusukan itu. Dia mengaku menusuk anaknya karena membuat “kesalahan” di saat ibunya sedang bekerja.
Ryota, lanjut laporan NHK yang mewawancarai orang-orang yang kenal keluarga korban, kerap dimarahi ayahnya terkait studi yang dijalani.
Tindakan keras orang tua di Jepang pada anaknya bukan sekali ini terjadi. Belum lama ini, Jepang jadi sorotan media dunia, setelah pasangan orang tua meninggalkan anaknya yang masih berusia tujuh tahun di hutan sebagai hukuman karena melempari orang yang lewat dengan batu.
Militer Jepang bahkan meluncurkan operasi pencarian besar-besaran untuk mencari bocah cilik di sebuah hutan lebat di Pulau Hokkaido tersebut. Beruntung, anak itu ditemukan berlindung di gedung militer setelah enam hari hilang.
(mas)