Pasca Kudeta, Turki Tahan Lebih dari 40 Ribu Orang
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Binari Yildirim mengatakan, sebanyak 40.029 orang telah ditahan dalam penyelidikan terkait dengan kudeta yang gagal pada bulan lalu. Yildirim mengungkapkan, setengah dari mereka telah ditangkap secara resmi.
Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi, Yildirim mengatakan bahwa 20.355 orang telah resmi ditahan sehubungan dengan kudeta yang gagal. Turki menyalahkan para pengikut ulama sekaligus tokoh oposisi Fethullah Gulen sebagai pelaku kudeta seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/8/2016).
Yildirim juga mengatakan bahwa 79.900 orang telah dipecat dari tugas publik dalam operasi pembersihan pasca kudeta di pos-pos militer, polisi, pegawai negeri dan kehakiman. Ia juga mengatkan bahwa 4.262 perusahaan dan institusi yang mempunyai hubungan dengan Gulen telah ditutup.
Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di Pennsylvania sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan terlibat kudeta dan sebaliknya mengutuk peristiwa beerdarah itu. Meski begitu, Turki tetap berusaha untuk ekstradisinya dari Amerika Serikat. Washington mengatakan pihaknya hanya akan melakukan ekstradisi jika memiliki bukti yang kuat.
Turki diguncang kudeta yang dilancarkan oleh faksi minoritas di dalam tubuh militer pada 15 Juli lalu. Namun kudeta itu hanya berlangsung dalam hitungan jam sebelum akhirnya ditumpas oleh militer yang setia pada pemerintah Presiden Erdogan. Meski begitu, tercatat 240 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi, Yildirim mengatakan bahwa 20.355 orang telah resmi ditahan sehubungan dengan kudeta yang gagal. Turki menyalahkan para pengikut ulama sekaligus tokoh oposisi Fethullah Gulen sebagai pelaku kudeta seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/8/2016).
Yildirim juga mengatakan bahwa 79.900 orang telah dipecat dari tugas publik dalam operasi pembersihan pasca kudeta di pos-pos militer, polisi, pegawai negeri dan kehakiman. Ia juga mengatkan bahwa 4.262 perusahaan dan institusi yang mempunyai hubungan dengan Gulen telah ditutup.
Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di Pennsylvania sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan terlibat kudeta dan sebaliknya mengutuk peristiwa beerdarah itu. Meski begitu, Turki tetap berusaha untuk ekstradisinya dari Amerika Serikat. Washington mengatakan pihaknya hanya akan melakukan ekstradisi jika memiliki bukti yang kuat.
Turki diguncang kudeta yang dilancarkan oleh faksi minoritas di dalam tubuh militer pada 15 Juli lalu. Namun kudeta itu hanya berlangsung dalam hitungan jam sebelum akhirnya ditumpas oleh militer yang setia pada pemerintah Presiden Erdogan. Meski begitu, tercatat 240 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
(ian)