Begini Cara Mohammad Sofyan Lolos dari Abu Sayyaf
A
A
A
MANILA - Seorang pelaut tugboat asal Indonesia yang diculik dan disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf berhasil meloloskan diri. Ia berhasil lolos setelah nekat menyeburkan dirinya ke laut dan berenang setelah mereka mengancam akan memenggal kepalanya.
Abu Sayyaf, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, menculik Mohammad Sofyan (28) di perairan Filipina selatan pada 23 Juni lalu bersama dengan enam pelaut Indonesia lainnya. Menurut juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan, Sofyan ditemukan mengambang di dekat pantai oleh penduduk Pulau Jolo. Ia nekat berenang pada malam hari untuk bisa lolos dari para penculiknya.
"Kami di beritahu ia berhasil melarikan diri dengan berjalan dan berenang ke laut," terang Tan dikutip dari laman Time, Kamis (18/8/2016).
Sofyan mengatakan bahwa kelompok militan itu akan melakukan eksekusi ketika ia berhasil melarikan diri. "Kami tidak memiliki informasi tentang para tawanan lain, tetapi pasukan di daerah diperintahkan untuk menggunakan segala cara untuk mencari dan menyelamatkan para sandera," lanjutnya.
Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1991 oleh mantan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF). Kelompok ini menggunakan penculikan sebagai sarana keuntungan finansial, bukannya termotivasi oleh keyakinan ideologis. Anggotanya berusaha untuk menciptakan negara Islam di selatan Filipin tetapi juga sangat terlibat dalam kegiatan kriminal terlarang.
Abu Sayyaf, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, menculik Mohammad Sofyan (28) di perairan Filipina selatan pada 23 Juni lalu bersama dengan enam pelaut Indonesia lainnya. Menurut juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan, Sofyan ditemukan mengambang di dekat pantai oleh penduduk Pulau Jolo. Ia nekat berenang pada malam hari untuk bisa lolos dari para penculiknya.
"Kami di beritahu ia berhasil melarikan diri dengan berjalan dan berenang ke laut," terang Tan dikutip dari laman Time, Kamis (18/8/2016).
Sofyan mengatakan bahwa kelompok militan itu akan melakukan eksekusi ketika ia berhasil melarikan diri. "Kami tidak memiliki informasi tentang para tawanan lain, tetapi pasukan di daerah diperintahkan untuk menggunakan segala cara untuk mencari dan menyelamatkan para sandera," lanjutnya.
Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1991 oleh mantan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF). Kelompok ini menggunakan penculikan sebagai sarana keuntungan finansial, bukannya termotivasi oleh keyakinan ideologis. Anggotanya berusaha untuk menciptakan negara Islam di selatan Filipin tetapi juga sangat terlibat dalam kegiatan kriminal terlarang.
(ian)