Indonesia Disebut Negara Ke-9 yang Kerap Diserang Pro-ISIS
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) merilis daftar negara yang sering jadi target serangan kelompok ISIS atau Islamic State dan simpatisannya. AS jadi negara nomor satu yang kerap diserang, sedangkan Indonesia berada di urutan ke sembilan.
Negara nomor dua yang kerap diincar simpatisan pro-ISIS setelah AS adalah Prancis. Sedangkan negara nomor tiga adalah Inggris dan Australia.
Israel yang belum pernah diserang kelompok pro-ISIS, menurut laporan itu, juga berada di urutan ke sembilan bersama Indonesia, Libya, Kosovo, Uni Emirat Arab, Aljazair, Switzerland, Bangladesh dan Swedia.
Urutan negara-negara yang jadi kerap jadi target serangan ISIS dan simpatisannya itu berdasarkan banyaknya rencana dan serangan, baik yang sudah terjadi maupun yang digagalkan, termasuk dari sisi banyaknya korban.
Laporan dari AS itu muncul setelah laporan Terror Gone Viral yang dirilis bulan lalu. ”ISIS sekarang telah terkait dengan dengan 100 lebih plot serangan terhadap negara-negara Barat, sebuah gelombang (serangan) teror yang belum pernah terjadi sebelumnya,” bunyi laporan itu.
”Meskipun lembaga penegak hukum telah menggagalkan lebih banyak plot (serangan) dari total yang telah dilaksanakan, tahun ini telah tampak tingkat keberhasilan tertinggi dari ISIS sampai saat ini,” lanjut laporan itu, seperti dikutip news.com.au, Kamis (4/8/2016).
Sebelum kedua laporan itu muncul, ISIS sudah merilis majalah proganda Dabiq untuk edisi terbarunya, 31 Juli 2016 dengan judul “Break The Cross”. Kelompok ini selain menargetkan Barat, juga mengincar negara yang dianggap basis liberal dan dianggap “kafir”.
Dalam editorialnya berjudul ”Why We Hate You & Why We Fight You—Mengapa Kami Benci Anda dan Mengapa Kami Melawan Anda”---kelompok ISIS telah mengolok-olok gagasam bahwa Islam adalah agama yang damai.
”Kami membenci Anda, pertama dan terutama, karena Anda kafir,” bunyi editorial majalah itu. ”Hal ini untuk alasan bahwa kami diperintahkan untuk secara terbuka menyatakan kebencian kami pada Anda dan permusuhan kami terhadap Anda.”
Secara detail, ISIS merilis lima alasan lain mengapa mereka membenci Barat. Lima alasan itu antara lain, karena sekuler, atheis, permusuhan Barat, kekuatan perang Barat di Timur Tengah dan dominasi Barat atas wilayah-wilayah negara Muslim.
Negara nomor dua yang kerap diincar simpatisan pro-ISIS setelah AS adalah Prancis. Sedangkan negara nomor tiga adalah Inggris dan Australia.
Israel yang belum pernah diserang kelompok pro-ISIS, menurut laporan itu, juga berada di urutan ke sembilan bersama Indonesia, Libya, Kosovo, Uni Emirat Arab, Aljazair, Switzerland, Bangladesh dan Swedia.
Urutan negara-negara yang jadi kerap jadi target serangan ISIS dan simpatisannya itu berdasarkan banyaknya rencana dan serangan, baik yang sudah terjadi maupun yang digagalkan, termasuk dari sisi banyaknya korban.
Laporan dari AS itu muncul setelah laporan Terror Gone Viral yang dirilis bulan lalu. ”ISIS sekarang telah terkait dengan dengan 100 lebih plot serangan terhadap negara-negara Barat, sebuah gelombang (serangan) teror yang belum pernah terjadi sebelumnya,” bunyi laporan itu.
”Meskipun lembaga penegak hukum telah menggagalkan lebih banyak plot (serangan) dari total yang telah dilaksanakan, tahun ini telah tampak tingkat keberhasilan tertinggi dari ISIS sampai saat ini,” lanjut laporan itu, seperti dikutip news.com.au, Kamis (4/8/2016).
Sebelum kedua laporan itu muncul, ISIS sudah merilis majalah proganda Dabiq untuk edisi terbarunya, 31 Juli 2016 dengan judul “Break The Cross”. Kelompok ini selain menargetkan Barat, juga mengincar negara yang dianggap basis liberal dan dianggap “kafir”.
Dalam editorialnya berjudul ”Why We Hate You & Why We Fight You—Mengapa Kami Benci Anda dan Mengapa Kami Melawan Anda”---kelompok ISIS telah mengolok-olok gagasam bahwa Islam adalah agama yang damai.
”Kami membenci Anda, pertama dan terutama, karena Anda kafir,” bunyi editorial majalah itu. ”Hal ini untuk alasan bahwa kami diperintahkan untuk secara terbuka menyatakan kebencian kami pada Anda dan permusuhan kami terhadap Anda.”
Secara detail, ISIS merilis lima alasan lain mengapa mereka membenci Barat. Lima alasan itu antara lain, karena sekuler, atheis, permusuhan Barat, kekuatan perang Barat di Timur Tengah dan dominasi Barat atas wilayah-wilayah negara Muslim.
(mas)