Gencatan Senjata Dicabut, Filipina Perangi Pemberontak Komunis
A
A
A
MANILA - Pemerintah Filipina secara sepihak memutuskan untuk mencabut gencatan senjata dengan pasukan pemberontak komunis. Keputusan itu diumumkan sendiri oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada hari Sabtu.
Pasukan pemberontak komunis yang dimaksud adalah New Army People (NPA), sayap bersenjata Partai Komunis Filipina.
”Sekarang saya mengumumkan bahwa saya dengan ini memerintahkan pencabutan segera gencatan senjata sepihak yang sudah saya minta pada 25 Juli, (dan) melawan pemberontak komunis,” kata Duterte dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Komunikasi Presiden, seperti dikutip Reuters, Minggu (31/7/2016).
Keputusan untuk mencabut perjanjian gencatan senjata datang setelah NPA gagal memenuhi kondisi ultimatum, yang diajukan oleh Duterte. Duterte sebelumnya mengultimatum pemberontak komunis agar mereka menyatakan gencatan senjata pukul 17.00 waktu setempat pada hari Sabtu.
Ultimatum muncul dalam menanggapi serangan pemberontak terhadap tentara Filipina yang terjadi hanya dua hari setelah pengumuman gencatan senjata sepihak oleh Pemerintah Filipina.
Pemerintah Filipina terperosok dalam kebuntuan panjang dengan pemberontak sayap kiri, yang telah menyebabkan kematian sekitar 40.000 jiwa. Pada awal 2011, pihak yang saling berselisih mencoba untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, tapi inisiatif gagal pada Februari 2013.
Pasukan pemberontak komunis yang dimaksud adalah New Army People (NPA), sayap bersenjata Partai Komunis Filipina.
”Sekarang saya mengumumkan bahwa saya dengan ini memerintahkan pencabutan segera gencatan senjata sepihak yang sudah saya minta pada 25 Juli, (dan) melawan pemberontak komunis,” kata Duterte dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Komunikasi Presiden, seperti dikutip Reuters, Minggu (31/7/2016).
Keputusan untuk mencabut perjanjian gencatan senjata datang setelah NPA gagal memenuhi kondisi ultimatum, yang diajukan oleh Duterte. Duterte sebelumnya mengultimatum pemberontak komunis agar mereka menyatakan gencatan senjata pukul 17.00 waktu setempat pada hari Sabtu.
Ultimatum muncul dalam menanggapi serangan pemberontak terhadap tentara Filipina yang terjadi hanya dua hari setelah pengumuman gencatan senjata sepihak oleh Pemerintah Filipina.
Pemerintah Filipina terperosok dalam kebuntuan panjang dengan pemberontak sayap kiri, yang telah menyebabkan kematian sekitar 40.000 jiwa. Pada awal 2011, pihak yang saling berselisih mencoba untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, tapi inisiatif gagal pada Februari 2013.
(mas)