Front al-Nusra Umumkan Bercerai dengan Al-Qaeda
A
A
A
DAMASKUS - Pemimpin kelompoka Front al-Nusra mengumumkan kelompoknya telah memutuskan hubungan dengan organisasi teroris internasional bentukan Osama bin Laden, Al-Qaeda. Perceraian ini dilakukan dalam upaya untuk menghentikan serangan udara Rusia dan Amerika Serikat (AS) di daerah kelompok oposisi.
Pemimpin al-Nusra, Abu Mohammed al-Golani, dalam video yang disiarkan stasiun televisi Qatar Al Jaseera mengatakan bahwa Front al-Nusra telah bubar. Kelompok ini telah berubah menjadi Front Suriah Conquest yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok asing seperti dikutip dari Wall Street Journal, Jumat (29/7/2016).
“Keputusan ini datang untuk menghormati keinginan rakyat Suriah untuk menjauhkan meriam yang berasal dari masyarakat internasional, terutama AS dan Rusia, yang telah menembaki dan menewaskan warga dengan dalih menargetkan Front al-Nusra,” tutur Golani.
Meski begitu, para pejabat AS meragukan keputusan tersebut. Direktur badan intelijen AS, CIA, James Clapper mengatakan bahwa kelompok itu mungkin mencoba menunjukkan dirinya sebagai versi yang lebih moderat dari Al-Qaeda. Namun Clapper yakin hal itu tidak akan terjadi. “Untuk beberapa tingkatan itu adalah gerakan PR,” katanya.
Langkah ini juga disambut oleh beberapa pemberontak lainnya. "Ini adalah langkah ke arah yang benar. Tapi itu tidak cukup. Apa yang diperlukan adalah langkah-langkah lain dan perubahan metode mereka, militer, politik dan publi, serta semakin dekat dengan rakyat Suriah," kata juru bicara Islam Tentara moderat di Timur Ghouta, dekat Damaskus, Islam Alloush.
Sebelumnya Kamis, pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri memberi restu terhadap perceraian ini. "Persaudaraan Islam antara kami lebih kuat dari semua link organisasi yang kuno dan berubah," katanya dalam sebuah klip audio di media sosial terkait dengan kelompok itu.
Pemimpin al-Nusra, Abu Mohammed al-Golani, dalam video yang disiarkan stasiun televisi Qatar Al Jaseera mengatakan bahwa Front al-Nusra telah bubar. Kelompok ini telah berubah menjadi Front Suriah Conquest yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok asing seperti dikutip dari Wall Street Journal, Jumat (29/7/2016).
“Keputusan ini datang untuk menghormati keinginan rakyat Suriah untuk menjauhkan meriam yang berasal dari masyarakat internasional, terutama AS dan Rusia, yang telah menembaki dan menewaskan warga dengan dalih menargetkan Front al-Nusra,” tutur Golani.
Meski begitu, para pejabat AS meragukan keputusan tersebut. Direktur badan intelijen AS, CIA, James Clapper mengatakan bahwa kelompok itu mungkin mencoba menunjukkan dirinya sebagai versi yang lebih moderat dari Al-Qaeda. Namun Clapper yakin hal itu tidak akan terjadi. “Untuk beberapa tingkatan itu adalah gerakan PR,” katanya.
Langkah ini juga disambut oleh beberapa pemberontak lainnya. "Ini adalah langkah ke arah yang benar. Tapi itu tidak cukup. Apa yang diperlukan adalah langkah-langkah lain dan perubahan metode mereka, militer, politik dan publi, serta semakin dekat dengan rakyat Suriah," kata juru bicara Islam Tentara moderat di Timur Ghouta, dekat Damaskus, Islam Alloush.
Sebelumnya Kamis, pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri memberi restu terhadap perceraian ini. "Persaudaraan Islam antara kami lebih kuat dari semua link organisasi yang kuno dan berubah," katanya dalam sebuah klip audio di media sosial terkait dengan kelompok itu.
(ian)