Reaksi Dunia Termasuk Iran soal Kudeta Gagal di Turki

Minggu, 17 Juli 2016 - 17:20 WIB
Reaksi Dunia Termasuk...
Reaksi Dunia Termasuk Iran soal Kudeta Gagal di Turki
A A A
ANKARA - Para pemimpin dan tokoh dunia telah bereaksi atas upaya kudeta militer di Turki yang berakhir dengan kegagalan. Iran mendukung Pemerintah Turki yang terpilih secara demokrasi, meski selama ini kedua negara bersebarangan dalam krisis Suriah.

Berikut reaksi para pemimpin dan tokoh dunia dalam menanggapi kegagalan kudeta militer di Turki.

Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry sepakat mendukung Pemerintah Turki yang terpilih secara demokrasi. Mereka mendesak semua pihak di Turki untuk menahan diri, menghindari kekerasan atau pertumpahan darah.

”Saya berbicara malam ini untuk Menteri Luar Negeri (Turki) Cavusoglu dan menekankan dukungan mutlak Amerika Serikat untuk (pemerintah) yang terpilih secara demokratis, pemerintahan sipil Turki dan lembaga-lembaga demokratis,” kata Kerry.

”Kami mendesak semua pihak untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan misi dan personel diplomatik serta warga sipil di seluruh wilayah Turki,” lanjut Kerry.

Meski demikian, Kerry sempat kesal atas komentar para pemimpin Turki yang menuduh Amerika terlibat upaya kudeta di Ankara.

Arab Saudi

Arab Saudi melalui seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang disiarkan kantor berita SPA, menyambut kesuksesan Presiden Erdogan dalam menggagalkan kudeta militer.

”Sumber (pejabat) itu menyatakan bahwa kerajaan menyambut hal-hal yang kembali normal yang dipimpin oleh Yang Mulia Presiden Tayyip Erdogan dan pemerintah terpilih yang sejalan dengan legitimasi konstitusional dan kehendak rakyat Turki,” tulis SPA.

Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris; Boris Johnson, mengaaku sangat prihatin tentang peristiwa percobaan kudeta militer di Turki. Menlu baru Inggris di bawah pemerintah Perdana Menteri baru Theresa May ini juga menyerukan semua pihak untuk tenang.

”(Kami) tetap sangat prihatin tentang apa yang telah terjadi di sana," katanya. ”Hal pertama yang dikatakan jelas adalah kita ingin mendesak untuk tenang, menghindari setiap pertumpahan darah lebih lanjut dan sangat penting bahwa kami mendukung lembaga-lembaga demokratis Turki,” ujarnya.

Prancis

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Marc Ayrault, mengutuk upaya kudeta di Turki. Dia berharap demokrasi di Turki akan lebih kuat.

”Populasi Turki menunjukkan kedewasaan dan keberanian dengan bertindak untuk menghormati institusi. Ini dibayar dengan harga mahal, dengan banyak korban,” katanya dalam sebuah pernyataan.

PBB

Sekretaris Jenderal PBB; Ban Ki-moon, meminta warga di Turki untuk tenang. Melalui juru bicaranya, Ki-moon memantau situasi di Turki.

”Sekretaris Jenderal erat mengikuti perkembangan di Turki. Dia menyadari laporan dari upaya kudeta di negara ini. PBB berusaha untuk memperjelas situasi di lapangan dan meminta untuk tenang,” kata juru Ki-moon, Farhan Haq.

Iran

Menteri Luar Negeri Iran; Mohammad Javad Zarif, mengaku telah berbicara dengan mitranya dari Turki tiga kali sejak krisis pecah di Ankara.

Melalui Twitter Menlu Iran itu memuji orang-orang Turki yang membela demokrasi dan pemerintah mereka yang terpilih.”Ini membuktikan bahwa kudeta tidak memiliki tempat di wilayah kita dan ditakdirkan untuk gagal,” tulis Zarif.

”Sangat prihatin dengan krisis di Turki,” lanjut Zarif. ”Stabilitas, demokrasi dan keselamatan orang-orang Turki adalah hal yang terpenting. Persatuan dan kehati-hatian yang penting,” imbuh dia.

Israel

Israel, yang bulan lalu menyetujui kesepakatan untuk memulihkan hubungan dengan Turki juga mengutuk upaya kudeta militer terhadap Pemerintah Erdogan.

”Israel menghormati proses demokrasi di Turki dan berharap untuk kelanjutan dari proses rekonsiliasi antara Turki dan Israel,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahason.

Sudan

Di Khartoum, Presiden Sudan; Omar al-Bashir mengutuk kudeta di Turki serta gangguan keamanan dan stabilitas di negara itu.

”Pemerintah Sudan dan rakyatnya berdiri di samping Presiden Erdogan dan orang-orang Turki untuk menjamin keamanan dan stabilitas di Turki,” bunyi pernyataan Presiden Bashir.

Jerman

Kanselir Jerman; Angela Merkel, melalui juru bicaranya mengatakan bahwa lembaga-lembaga demokrasi di Turki harus dihormati.

“Semuanya harus dilakukan untuk melindungi kehidupan manusia,” kata juru bicara Merkel, Steffen Seibert via Twitter.

NATO

Kepala NATO menyerukan penghormatan penuh untuk lembaga-lembaga demokratis dan konstitusi Turki.

Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia,mengatakan upaya kudeta di Turki meningkatkan ancaman terhadap stabilitas di kawasan itu.

”Moskow yang paling khawatir pada peristiwa terbaru di Turki,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

”Memanasnya situasi politik dalam negeri terhadap latar belakang dari ancaman teroris yang ada di negara ini dan konflik bersenjata di wilayah tersebut membawa risiko yang meningkat untuk stabilitas regional dan internasional.”

Jepang

Perdana Menteri Jepang; Shinzo Abe, mengatakan demokrasi di Turki harus dihormati.
”Saya sangat berharap situasi dinormalkan cepat, dan bahwa perdamaian dan ketertiban harus dipulihkan,” kata Abe dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita Kyodo.


Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyarankan warga negaranya untuk membatalkan perjalanan yang direncanakan ke Turki dan merekomendasikan warga Korsel yang ada di Turki untuk meninggalkan negara itu.

Dalam peringatan perjalanan khusus, kementerian itu sedang mempertimbangkan untuk mengirim tim pejabat untuk membantu warga Korea Selatan di Turki dan bekerja untuk mengamankan keselamatan wisatawan yang terdampar di bandara Istanbul.

“Pemerintah (Korea Selatan) menyatakan keprihatinan tentang situasi yang timbul dari tindakan oleh sebagian dari militer Turki dan berharap situasi ini cepat dikendalikan melalui penegakan tatanan demokrasi dan konstitusi serta stabilitas dipulihkan,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1216 seconds (0.1#10.140)