60 Orang Tewas Dalam Upaya Kudeta di Turki
Sabtu, 16 Juli 2016 - 10:38 WIB
60 Orang Tewas Dalam Upaya Kudeta di Turki
A
A
A
ANKARA - Setidaknya 60 orang dilaporkan tewas dalam upaya kudeta yang berlangsung di Turki. Mayoritas mereka yang tewas adalah warga sipil yang melakukan perlawanan terhadap militer yang mencoba melakukan kudeta.
Ribuan warga Turki turun kejalan untuk melawan anggota militer yang mencoba melakukan kudeta. Ini dilakukan warga Turki setelah adanya serangan dari Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk keluar, dan melakukan perlawanan.
Dewan Perdamaian, kelompok militer yang melakukan upaya kudeta merespon dengan keras tindakan warga Turki tersebut. Mereka menembaki warga Turki yang melakukan aksi demontrasi dan perlawanan.
Upaya kudeta sendiri sejatinya berhasil diredam setelah pasukan pro-Erdogan turun tangan. Meskipun sejumlah wilayah sudah berhasil direbut kembali, namun pertempuran antara Dewan Perdamaian dan pasukan pro-Erdogan masih terjadi di beberapa lokasi.
Upaya kudeta ini sendiri diketahui dipimpipin oleh Kolonel Muharrem Kose. Dia adalah anggota militer Turki yang dipecat secara tidak hormat Maret lalu karena diduga memiliki hubungan dengan tokoh anti-pemerintah yang saat ini berada di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.
Ribuan warga Turki turun kejalan untuk melawan anggota militer yang mencoba melakukan kudeta. Ini dilakukan warga Turki setelah adanya serangan dari Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk keluar, dan melakukan perlawanan.
Dewan Perdamaian, kelompok militer yang melakukan upaya kudeta merespon dengan keras tindakan warga Turki tersebut. Mereka menembaki warga Turki yang melakukan aksi demontrasi dan perlawanan.
Upaya kudeta sendiri sejatinya berhasil diredam setelah pasukan pro-Erdogan turun tangan. Meskipun sejumlah wilayah sudah berhasil direbut kembali, namun pertempuran antara Dewan Perdamaian dan pasukan pro-Erdogan masih terjadi di beberapa lokasi.
Upaya kudeta ini sendiri diketahui dipimpipin oleh Kolonel Muharrem Kose. Dia adalah anggota militer Turki yang dipecat secara tidak hormat Maret lalu karena diduga memiliki hubungan dengan tokoh anti-pemerintah yang saat ini berada di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.
(esn)
