Memanas, Beijing Kirim 4 Kapal Perusak ke LCS
A
A
A
BEIJING - China tampaknya benar-benar tidak menggubris putusan Pengadilan Arbitrase Internasional. Alih-alih menjalankan putusan tersebut, China malah mengirim empat kapal perusak ke Laut China Selatan (LCS) dan memperingatkan bahwa keberadaan kapal tersebut untuk memberlakukan zona pertahanan udara di atas wilayah yang disengketakan.
Dikutip dari Russia Today, Rabu (13/7/2016), China telah mengirim kapal perusak 052D Yinchuan dari sebuah pelabuhan Angkatan Laut di Sanya, Hainan. Kapal Yinchuan memiliki panjang sekitar 150 meter dilengkapi dengan sistem senjata yang canggih dan dapat melakukan pertahanan udara. Kapal ini juga bisa mementahkan operasi kapal selam, dan misi anti laut yang membuatnya menjadi salah satu kapal tercanggih yang dimiliki militer China.
Pengumuman ini datang tepat setelah Pengadilan Arbitrase Internasional menolak klaim hak sejarah China atas LCS. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhemin, Beijing memiliki hak untuk memberlakukan zona pertahanan udara. Keputusan akan tergantung pada jenis ancaman yang dihadapi.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China menyatakan, bahwa keputusan pengadilan Arbitrase tidak akan mempengaruhi kedaulatan dan kepentingan China di LCS. Meskipun putusan mengikat, Pengadilan Tetap Arbitrase tidak memiliki kekuatan untuk menegakkan keputusan.
"Tidak peduli apa pun jenis putusan yang dibuat, militer Cina dengan tegas akan melindungi hak-hak dan kepentingan kedaulatan nasional, keamanan dan maritim, menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan berurusan dengan segala macam ancaman dan tantangan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Kolonel Yang Yujun.
Dikutip dari Russia Today, Rabu (13/7/2016), China telah mengirim kapal perusak 052D Yinchuan dari sebuah pelabuhan Angkatan Laut di Sanya, Hainan. Kapal Yinchuan memiliki panjang sekitar 150 meter dilengkapi dengan sistem senjata yang canggih dan dapat melakukan pertahanan udara. Kapal ini juga bisa mementahkan operasi kapal selam, dan misi anti laut yang membuatnya menjadi salah satu kapal tercanggih yang dimiliki militer China.
Pengumuman ini datang tepat setelah Pengadilan Arbitrase Internasional menolak klaim hak sejarah China atas LCS. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhemin, Beijing memiliki hak untuk memberlakukan zona pertahanan udara. Keputusan akan tergantung pada jenis ancaman yang dihadapi.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China menyatakan, bahwa keputusan pengadilan Arbitrase tidak akan mempengaruhi kedaulatan dan kepentingan China di LCS. Meskipun putusan mengikat, Pengadilan Tetap Arbitrase tidak memiliki kekuatan untuk menegakkan keputusan.
"Tidak peduli apa pun jenis putusan yang dibuat, militer Cina dengan tegas akan melindungi hak-hak dan kepentingan kedaulatan nasional, keamanan dan maritim, menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan berurusan dengan segala macam ancaman dan tantangan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Kolonel Yang Yujun.
(ian)