Lakukan Serangan Saat Ramadhan, Dubes AS: ISIS Bukan Islam
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O Blake kembali menyebut bahwa ISIS tidak ada hubungan dengan Islam. Salah satu buktinya adalah kelompok tersebut masih terus melakukan serangan pada saat bulan Ramadhan.
"ISIS bukanlah perwakilan dari Islam, karena mereka masih melakukan serangan saat bulan Ramadhan. Ini juga membuktikan bahwa ISIS tidak menghargai agama Islam," kata Blake saat melakukan pertemuan dengan awak media di kantornya di kawasan Jakarta Pusat pada Senin (11/7).
Kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu memang melakukan sejumlah serangan di beberapa negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Serangan terbesar menghantam Irak dan juga Tukri, dimana di Irak bom bunuh diri yang dilakukan ISIS menewaskan lebih dari 200 orang.
Sementara itu, terkait semakin seringnya ISIS melakukan aksi teror di luar Irak dan Suriah. Blake mengatakan ini dilakukan ISIS untuk menunjukan eksistensinya, setelah mereka terus menerus menelan kekalahan di kedua negara tersebut.
"ISIS sudah mulai kehilangan banyak wilayah akibat perang di Irak, jadi mereka mulai melakukan serangan di luar, mereka menyebar ancaman tersebut untuk menunjukan eksistensi," sambungnya.
Blake menambahkan walaupun ISIS sudah mulai melemah di Irak dan Suriah, dunia tetap tidak boleh menyepelekan kekuatan kelompok yang juga disebut Daesh itu. Menurtunya, dunia internasional justru harus meningkatkan kekuatan untuk melawan ISIS, dan mencegah ISIS untuk merekrut anggota baru.
"ISIS bukanlah perwakilan dari Islam, karena mereka masih melakukan serangan saat bulan Ramadhan. Ini juga membuktikan bahwa ISIS tidak menghargai agama Islam," kata Blake saat melakukan pertemuan dengan awak media di kantornya di kawasan Jakarta Pusat pada Senin (11/7).
Kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu memang melakukan sejumlah serangan di beberapa negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Serangan terbesar menghantam Irak dan juga Tukri, dimana di Irak bom bunuh diri yang dilakukan ISIS menewaskan lebih dari 200 orang.
Sementara itu, terkait semakin seringnya ISIS melakukan aksi teror di luar Irak dan Suriah. Blake mengatakan ini dilakukan ISIS untuk menunjukan eksistensinya, setelah mereka terus menerus menelan kekalahan di kedua negara tersebut.
"ISIS sudah mulai kehilangan banyak wilayah akibat perang di Irak, jadi mereka mulai melakukan serangan di luar, mereka menyebar ancaman tersebut untuk menunjukan eksistensi," sambungnya.
Blake menambahkan walaupun ISIS sudah mulai melemah di Irak dan Suriah, dunia tetap tidak boleh menyepelekan kekuatan kelompok yang juga disebut Daesh itu. Menurtunya, dunia internasional justru harus meningkatkan kekuatan untuk melawan ISIS, dan mencegah ISIS untuk merekrut anggota baru.
(esn)