Brexit Dianggap Hasil Intervensi Putin

Sabtu, 25 Juni 2016 - 14:21 WIB
Brexit Dianggap Hasil...
Brexit Dianggap Hasil Intervensi Putin
A A A
MOSKOW - Perseteruan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Rusia Vladimir Putin ikut meramaikan polemik Brexit atau hengkangnya Inggris dari Uni Eropa. Cameron secara tersirat menganggap komentar Putin telah mengintervensi publik Inggris untuk memilih Brexit.

Sebelumnya, Cameron berujar bahwa Putin akan senang jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Putin pun membela diri dengan menyatakan bahwa pilihan rakyat Inggris untuk Brexit karena kepemimpinan Inggris yang arogan.

Komentar Cameron itu tak lepas dari rentetan pernyataan Putin perihal mengapa muncul referendum Brexit di Inggris.

”Saya pikir itu dipahami mengapa hal ini terjadi: pertama, tidak ada yang mau memberi makan dan mensubsidi ekonomi miskin, untuk mendukung negara-negara lain, mendukung seluruh bangsa," kata Presiden Rusia itu pada sebuah KTT di China, mengacu pada pengorbanan Inggris untuk negara-negara anggota Uni Eropa.

”Rupanya orang-orang Inggris tidak puas dengan cara penyelesaian masalah di bidang keamanan, masalah ini menjadi lebih akut akhir-akhir ini dengan proses migrasi,” lanjut Putin menjelaskan alasan kedua rayat Inggris memilih Brexit.

Komentar-komentar Putin itulah yang dianggap mempengaruhi publik Inggris untuk memilih negaranya hengkang dari Uni Eropa. Anggapan itu memaksa Putin untuk mengklarifikasi atas apa yang dia sampaikan. Menurutnya, Rusia tidak memiliki rencana untuk mengganggu hasil referendum di Inggris.

”Tapi seperti yang kita lihat sekarang, bahkan klaim seperti ini tidak memiliki efek yang diinginkan oleh orang-orang yang sudah membuat (pilihan). Tidak ada yang memiliki hak untuk membuat klaim pada posisi Rusia, terutama setelah suara (referendum) dihitung. Ini tidak lain hanyalah sebuah contoh dari rendahnya budaya politik,” kata Putin.

Analis Rusia, Martin McCauley percaya bahwa tuduhan terhadap Rusia dan Vladimir Putin sebagai bagian dari alasan untuk Brexit dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Pemerintah Inggris enggan untuk menghadapi kebenaran dan mengakui kegagalannya sendiri atas ekonomi, sosial dan politik.

”Mereka harus menemukan orang jahat, mereka harus menemukan alasan mengapa mereka kalah. Ini menjadi permainan menyalahkan dan karena itu Vladimir Putin adalah orang jahat di Eropa, dan karena itu dia adalah yang pertama yang Anda salahkan, bukannya melihat alasan untuk kalah,” kata McCauley kepada Russia Today, yang dilansir Sabtu (25/6/2016).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6761 seconds (0.1#10.140)