Restoran Telanjang Pertama di Jepang Melarang Pengunjung Gendut

Sabtu, 11 Juni 2016 - 10:31 WIB
Restoran Telanjang Pertama di Jepang Melarang Pengunjung Gendut
Restoran Telanjang Pertama di Jepang Melarang Pengunjung Gendut
A A A
TOKYO - Restoran untuk orang-orang telanjang pertama kali akan dibuka di Tokyo, Jepang, pada 29 Juli 2016. Namun, restoran itu menerapkan aturan kejam, yakni pengunjung bertubuh gendut dilarang masuk.

Untuk bisa masuk ke restoran itu, para pengunjung wajib menjalani timbang badan.

Restoran “The Amrita” di Jepang ini mengikuti jejak pendirian restoran serupa di London dan Melbourne.

Restoran telanjang di London dan Melbourne membatasi pengunjung berdasarkan usia, di mana yang diperbolehkan masuk hanya yang berusia 18 hingga 60 tahun. Para pengunjung akan menjalani pemeriksaan pakaian dan hanya boleh mengenakan pakaian kertas yang disediakan oleh pihak restoran.

”Jika Anda lebih dari 15 kilogram (33 pon) di atas rata-rata berat untuk tinggi badan Anda, kami meminta Anda menahan diri dari reservasi,” bunyi salah satu dari daftar aturan yang di-posting di situs restoran di Tokyo tersebut.

Dalam situs restoran dijelaskan, jika ada pengunjung kelebihan berat badan akan ditolak masuk dan tidak berhak menerima pengembalian uang. Semua pembayaran harus dilakukan di muka.

”Di London mereka memungkinkan bagi pelanggan yang kelebihan berat badan dan beberapa tamu mengeluh bahwa mereka memiliki pengalaman mengerikan,” kata juru bicara The Amrita, Miki Komatsu kepada AFP.


Pihak restoran menyangkal jika aturan itu sebagai bentuk diskriminasi.

”Jika orang gemuk diperbolehkan, beberapa tamu di dalam bisa menjadi sengsara,” lanjut Komatsu, yang dilansir Sabtu (11/6/2016).

“Para tamu dapat melihat pedoman jelas di homepage kami. Kami bertujuan untuk menerapkan semacam estetika Romawi, seperti lukisan yang indah yang Anda lihat di museum.”

Aturan ketat lain, pengunjung tidak boleh menyebabkan gangguan terhadap sesama tamu, termasuk menyentuh atau berbicara dengan sesama pengunjung. Pelanggan bertato juga dilarang masuk.

Mereka yang memenuhi persyaratan masuk restoran akan diminta untuk mengunci ponselnya dan meletakkan kamera di kotak meja.

Para tamu akan membayar hingga 80.000 yen untuk tiket masuk dan berhak menikmati makanan yang disajikan oleh pria berotot yang mengenakan g-string. Fasilitas lain adalah menonton pentas tari dari model lelaki.

Tarif akan menyesuaikan sesuai pilihan menu, termasuk jika memilih tidak ingin menonton pentas tari.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4793 seconds (0.1#10.140)