Semua Marinir AS di Jepang Dilarang Tenggak Alkohol, Kebebasan Tamat
A
A
A
TOKYO - Semua marinir Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan di Okinawa, Jepang, dilarang minum alkohol mulai hari Senin (6/6/2016). Larangan ini sekaligus mengakhiri kebebasan yang dianggap paling mendasar bagi para pelaut AS.
Larangan diberlakukan setelah polisi menangkap seorang pelaut AS di pulau selatan Okinawa karena diduga mengemudi dalam keadaan mabuk yang menyebabkan kecelakaan hingga melukai dua orang.
”Selama beberapa dekade kita telah menikmati hubungan yang kuat dengan orang-orang Jepang. Sangat penting bahwa setiap pelaut memahami bagaimana tindakan kita mempengaruhi hubungan dan aliansi AS-Jepang secara keseluruhan,” kata Laksamana Matthew Carter, komandan pasukan Angkatan Laut AS di Jepang, dalam siaran pers terkait pengumuman larangan semua marinir AS menenggak alkohol.
AS memiliki 18.600 marinir yang ditempatkan di Jepang.
Warga Okinawa baru-baru ini marah setelah pekerja sipil Washington untuk militer AS di pangkalan militer Okinawa membunuh wanita Jepang berusia 20 tahun. Pekerja AS itu telah ditangkap. Pembunuhan itu membuat otoritas Okinawa mengumumkan masa berkabung selama 30 hari di pangkalan militer.
Selain itu, warga Okinawa juga marah dan mengancam merelokasi pangkalan udara Futenma AS ke bagian yang kurang padat penduduknya dari Okinawa. Ancaman itu muncul setelah seorang personel militer AS memperksosa seorang siswi Jepang. Kasus ini sempat memicu demo besar di pangkalan militer AS di Okinawa.
“Semua pelaut AS Angkatan Laut di Jepang akan dilarang minum (alkohol) sampai semua personel memahami dampak dari perilaku yang dipertanggungjawabkan atas aliansi AS-Jepang,” lanjut siaran pers militer AS yang dikutip Reuters.
“Pelaut akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke dan dari pangkalan dan melakukannya hanya untuk kegiatan penting,” imbuh siran per situ.
Pembatasan perjalanan ini tidak berlaku untuk anggota keluarga dan kontraktor sipil AS.
Larangan diberlakukan setelah polisi menangkap seorang pelaut AS di pulau selatan Okinawa karena diduga mengemudi dalam keadaan mabuk yang menyebabkan kecelakaan hingga melukai dua orang.
”Selama beberapa dekade kita telah menikmati hubungan yang kuat dengan orang-orang Jepang. Sangat penting bahwa setiap pelaut memahami bagaimana tindakan kita mempengaruhi hubungan dan aliansi AS-Jepang secara keseluruhan,” kata Laksamana Matthew Carter, komandan pasukan Angkatan Laut AS di Jepang, dalam siaran pers terkait pengumuman larangan semua marinir AS menenggak alkohol.
AS memiliki 18.600 marinir yang ditempatkan di Jepang.
Warga Okinawa baru-baru ini marah setelah pekerja sipil Washington untuk militer AS di pangkalan militer Okinawa membunuh wanita Jepang berusia 20 tahun. Pekerja AS itu telah ditangkap. Pembunuhan itu membuat otoritas Okinawa mengumumkan masa berkabung selama 30 hari di pangkalan militer.
Selain itu, warga Okinawa juga marah dan mengancam merelokasi pangkalan udara Futenma AS ke bagian yang kurang padat penduduknya dari Okinawa. Ancaman itu muncul setelah seorang personel militer AS memperksosa seorang siswi Jepang. Kasus ini sempat memicu demo besar di pangkalan militer AS di Okinawa.
“Semua pelaut AS Angkatan Laut di Jepang akan dilarang minum (alkohol) sampai semua personel memahami dampak dari perilaku yang dipertanggungjawabkan atas aliansi AS-Jepang,” lanjut siaran pers militer AS yang dikutip Reuters.
“Pelaut akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke dan dari pangkalan dan melakukannya hanya untuk kegiatan penting,” imbuh siran per situ.
Pembatasan perjalanan ini tidak berlaku untuk anggota keluarga dan kontraktor sipil AS.
(mas)