Duterte Ingin Temui Misuari tapi Harus Lewati Abu Sayyaf
A
A
A
ZAMBOANGA - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte berencana menemui pendiri dan kepala Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari di lokasi persembunyiannya di Sulu. Jika Duterte nekat menemui Misuari, dia harus melewati “sarang” kelompok Abu Sayyaf.
Misuari merupakan tokoh utama yang membantu membebaskan 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf melalui negosiasi rahasia yang dia lakukan dengan kelompok penculik itu.
Baca:
Mengenal Misuari, Pembebas 14 WNI dari Abu Sayyaf
Ketua Dewan Komando Islam MNLF, Habib Mudjahab Hashim, mengatakan kepada Inquirer, Selasa (31/5/2016), bahwa langkah itu tidak aman bagi Duterte.”Karena menuju ke tempat persembunyian Misuari, dia harus masuk daerah Abu Sayyaf,” katanya memperingatkan bahaya itu.
”Tidak ada jaminan bahwa Abu Sayyaf tidak akan menyabotase pertemuan itu,” lanjut Hashim.
Duterte sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi Misuari dan menyelesaikan kesalahpahaman yang melibatkan delegasi MNLF saat pergi ke Kota Davao untuk melihat diirinya setelah Pemilu. Namun, delegasi MNLF itu gagal bertemu Duterte.
Para delegasi MNLF mengklaim beberapa orang di sekitar Duterte mencegah upaya mereka untuk bertemu dengan presiden terpilih Filipina itu.
”Anda bilang Anda dilecehkan, tapi percayalah saya tidak melakukan itu. Saya ada di sana selama 21 jam,” kata Duterte, setelah mendengar bahwa para delegasi MNLF itu pergi.
Misuari telah bersembunyi sejak dia dituduh memimpin pengepungan di Kota Zamboanga pada 2013 yang menewaskan sekitar 200 orang dan ratusan ribu orang lainnya mengungsi.
Duterte beberapa hari lalu telah memberikan grasi dan amnesti kepada para pemberontak komunis di Filipina. Namun, terhadap Misuari yang sejatinya berstatus buron, Duterte masih perlu berbicara dengan pendiri MNLF itu.
Duterte bahkan berpikir bagaimana agar Misuari menyerah. “Saya akan berbicara dengannya,” kata Duterte.
Menurut presiden terpilih Filipina ini, berbicara dengan Misuari merupakan hal penting, karena bisa menemukan cara untuk mengatasi kelompok Abu Sayyaf.
Sementara itu, Kolonel Rolando Bautista, yang rencananya akan menjadi Kepala Keamanan Presiden, mengatakan bahwa rencana Duterte untuk menemui Misuari akan jadi pertimbangan penting.”Semua masalah keamanan,” ucapnya.
Misuari merupakan tokoh utama yang membantu membebaskan 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf melalui negosiasi rahasia yang dia lakukan dengan kelompok penculik itu.
Baca:
Mengenal Misuari, Pembebas 14 WNI dari Abu Sayyaf
Ketua Dewan Komando Islam MNLF, Habib Mudjahab Hashim, mengatakan kepada Inquirer, Selasa (31/5/2016), bahwa langkah itu tidak aman bagi Duterte.”Karena menuju ke tempat persembunyian Misuari, dia harus masuk daerah Abu Sayyaf,” katanya memperingatkan bahaya itu.
”Tidak ada jaminan bahwa Abu Sayyaf tidak akan menyabotase pertemuan itu,” lanjut Hashim.
Duterte sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi Misuari dan menyelesaikan kesalahpahaman yang melibatkan delegasi MNLF saat pergi ke Kota Davao untuk melihat diirinya setelah Pemilu. Namun, delegasi MNLF itu gagal bertemu Duterte.
Para delegasi MNLF mengklaim beberapa orang di sekitar Duterte mencegah upaya mereka untuk bertemu dengan presiden terpilih Filipina itu.
”Anda bilang Anda dilecehkan, tapi percayalah saya tidak melakukan itu. Saya ada di sana selama 21 jam,” kata Duterte, setelah mendengar bahwa para delegasi MNLF itu pergi.
Misuari telah bersembunyi sejak dia dituduh memimpin pengepungan di Kota Zamboanga pada 2013 yang menewaskan sekitar 200 orang dan ratusan ribu orang lainnya mengungsi.
Duterte beberapa hari lalu telah memberikan grasi dan amnesti kepada para pemberontak komunis di Filipina. Namun, terhadap Misuari yang sejatinya berstatus buron, Duterte masih perlu berbicara dengan pendiri MNLF itu.
Duterte bahkan berpikir bagaimana agar Misuari menyerah. “Saya akan berbicara dengannya,” kata Duterte.
Menurut presiden terpilih Filipina ini, berbicara dengan Misuari merupakan hal penting, karena bisa menemukan cara untuk mengatasi kelompok Abu Sayyaf.
Sementara itu, Kolonel Rolando Bautista, yang rencananya akan menjadi Kepala Keamanan Presiden, mengatakan bahwa rencana Duterte untuk menemui Misuari akan jadi pertimbangan penting.”Semua masalah keamanan,” ucapnya.
(mas)