Diancam Dibunuh Keluarganya, Romeo dan Juliet Afghanistan Lari ke AS
A
A
A
NEW YORK - Pasangan bernama Zakia dan Mohammad Ali yang dijuluki “Romeo dan Juliet” Afghanistan tiba di New York City setelah lari dari negaranya karena diancam dibunuh oleh keluarganya.
Pasangan dari kelompok Sunni dan Syiah itu kawin lari pada 2014 setelah tidak disetujui keluarga mereka. Hubungan mereka tetap tidak direstui meski kini sudah mempunyai bayi berumur 17 bulan.
Zakia dan Mohammad Ali yang sudah berada di Manhattan, New York City, berharap mereka hidup aman di AS bersama bayi mereka.
Keluarga Zakia sudah mengancam akan membunuh pasangan ini demi melindungi “kehormatan”.
Zakia berasal dari keluarga Sunni dan dari etnis Tajik. Sedangkan Mohammad bersal dari keluargaSyiah dan dari etinis Hazara.
Menurut keluarga Zakia pernikahan mereka adalah hal mustahil. Tapi, pasangan ini nekat memilih kawin lari atas nama cinta. Akibat pernikahan Zakia dan Mohammad Ali, keluarga Zakia “diusir” dari desa mereka. Tak terima, kerabat Zakia kini memburu pasangan itu untuk dibunuh.
”Mereka tidak bisa hidup di mana saja dalam (keadaan) damai," kata Manizha Naderi, Direktur Eksekutif Women for Afghan Women, seperti dikutip IB Times, Jumat (27/5/2016). "Keluarga Zakia ini akan memburu mereka.”
Zakia dan suaminya berada di AS dengan visa kunjungan 90 hari. Mereka mengajukan permohonan suaka dengan bantuan kelompok “Women for Afghan Women”.
Jika pengajuan suaka mereka diterima Pemerintah AS, Zakia dan Mohammad Ali harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.
”Mereka buta huruf," kata wartawan Rod Nordland yang telah menulis sebuah buku tentang pasangan itu dengan judul “The Lovers”. "Mereka tidak pergi ke sekolah, mereka memiliki (tautan usia) satu atau dua tahun.”
Namun, pasangan itu sudah mantap dengan pilihan mereka untuk hidup di AS.”Jika seseorang mencintai seseorang, dia harus memiliki keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan," kata Zakia kepada Nordland.
Pasangan dari kelompok Sunni dan Syiah itu kawin lari pada 2014 setelah tidak disetujui keluarga mereka. Hubungan mereka tetap tidak direstui meski kini sudah mempunyai bayi berumur 17 bulan.
Zakia dan Mohammad Ali yang sudah berada di Manhattan, New York City, berharap mereka hidup aman di AS bersama bayi mereka.
Keluarga Zakia sudah mengancam akan membunuh pasangan ini demi melindungi “kehormatan”.
Zakia berasal dari keluarga Sunni dan dari etnis Tajik. Sedangkan Mohammad bersal dari keluargaSyiah dan dari etinis Hazara.
Menurut keluarga Zakia pernikahan mereka adalah hal mustahil. Tapi, pasangan ini nekat memilih kawin lari atas nama cinta. Akibat pernikahan Zakia dan Mohammad Ali, keluarga Zakia “diusir” dari desa mereka. Tak terima, kerabat Zakia kini memburu pasangan itu untuk dibunuh.
”Mereka tidak bisa hidup di mana saja dalam (keadaan) damai," kata Manizha Naderi, Direktur Eksekutif Women for Afghan Women, seperti dikutip IB Times, Jumat (27/5/2016). "Keluarga Zakia ini akan memburu mereka.”
Zakia dan suaminya berada di AS dengan visa kunjungan 90 hari. Mereka mengajukan permohonan suaka dengan bantuan kelompok “Women for Afghan Women”.
Jika pengajuan suaka mereka diterima Pemerintah AS, Zakia dan Mohammad Ali harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.
”Mereka buta huruf," kata wartawan Rod Nordland yang telah menulis sebuah buku tentang pasangan itu dengan judul “The Lovers”. "Mereka tidak pergi ke sekolah, mereka memiliki (tautan usia) satu atau dua tahun.”
Namun, pasangan itu sudah mantap dengan pilihan mereka untuk hidup di AS.”Jika seseorang mencintai seseorang, dia harus memiliki keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan," kata Zakia kepada Nordland.
(mas)