ISIS Gunakan Perisai Manusia di Raqqa
A
A
A
RAQQA - Abdel Aziz al-Hamza, seorang aktivis Suriah menuturkan, ISIS menggunakan manusia sebagai tameng untuk menghalau apa yang disebut dengan pasukan pemberontak moderat Suriah. Hal ini sudah dilakukan ISIS sejak gabungan sejumlah pasukan pemberontak itu melakukan serangan terhadap Raqqa.
"ISIS menggunakan warga sipil sebagai tameng. Jadi, Anda akan melihat warga sipil dan ISIS berada dalam satu gedung. Dalam satu gedung apartemen sipil, ada beberapa ruangan yang merupakan basis ISIS," ucap Hamza, seperti dilansir Fars News pada Rabu (25/5).
"ISIS juga menggunakan beberapa sekolah sebagai tempat tinggal, karena sekolah ini memiliki ruang bawah tanah, sesuatu di bawah tanah, sehingga mereka terlindung dari serangan udara, dan mereka dikelilingi oleh bangunan sipil," sambung anggota kelompok jurnalisme warga Suriah itu.
Dirinya juga menuturkan, ISIS telah menjadikan warga sipil di Raqqa sebagai tahanan kota. Kelompok radikal itu tak mengizinkan satu orangpun untuk meninggalkan kota yang disebut sebagai ibukota ISIS di Suriah.
"ISIS tidak membiarkan siapa pun meninggalkan kota. Pada saat yang sama, kehidupan telah menjadi setidaknya sepuluh kali lebih mahal di kota. Ribuan orang mengantre untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di kota setiap hari," imbuhnya.
"ISIS menggunakan warga sipil sebagai tameng. Jadi, Anda akan melihat warga sipil dan ISIS berada dalam satu gedung. Dalam satu gedung apartemen sipil, ada beberapa ruangan yang merupakan basis ISIS," ucap Hamza, seperti dilansir Fars News pada Rabu (25/5).
"ISIS juga menggunakan beberapa sekolah sebagai tempat tinggal, karena sekolah ini memiliki ruang bawah tanah, sesuatu di bawah tanah, sehingga mereka terlindung dari serangan udara, dan mereka dikelilingi oleh bangunan sipil," sambung anggota kelompok jurnalisme warga Suriah itu.
Dirinya juga menuturkan, ISIS telah menjadikan warga sipil di Raqqa sebagai tahanan kota. Kelompok radikal itu tak mengizinkan satu orangpun untuk meninggalkan kota yang disebut sebagai ibukota ISIS di Suriah.
"ISIS tidak membiarkan siapa pun meninggalkan kota. Pada saat yang sama, kehidupan telah menjadi setidaknya sepuluh kali lebih mahal di kota. Ribuan orang mengantre untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di kota setiap hari," imbuhnya.
(esn)