Israel Usir Aktivis HAM Asal Afrika Selatan
A
A
A
YERUSALEM - Seorang aktivis HAM asal Afrika Selatan mengaku bahwa pemerintah Israel telah mempermalukan dirinya dengan mencarinya dalam antrian sebelum mendeportasinya dari negara itu.
Berbicara kepada media Anadolu Agency, Itani Rasalanavho mengatakan, ia ditarik keluar dari antrian sesaat setelah tiba di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv Jumat lalu.
"Saya diinterogasi tentang tujuan kedatangan saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya di sini untuk kerja hak asasi manusia bagi gereja. Tetapi saya malah ditahan dan digeledah," katanya.
Rasalanavho mengatakan ia bepergian ke Palestina untuk bergabung dengan Tim Kristen Pemabawa Damai (CPT), sebuah organisasi yang melakukan pekerjaan HAM global, termasuk di wiliyah Palestina.
"Saya ditahan selama tiga jam di bandara sebelum dibawa ke fasilitas penahanan dimana saya menghabiskan waktu sepanjang hari," akunya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (14/5/2016).
Ia juga mengatakan jika paspornya telah disita. Para pejabat Israel pun mengawalnya ke bandara keesokan harinya di mana ia diterbangkan ke Ethiopia dan kemudian kembali ke Afrika Selatan. "Saya sangat dipermalukan dengan tindakan mereka," kata Rasalanavho.
Berbicara kepada media Anadolu Agency, Itani Rasalanavho mengatakan, ia ditarik keluar dari antrian sesaat setelah tiba di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv Jumat lalu.
"Saya diinterogasi tentang tujuan kedatangan saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya di sini untuk kerja hak asasi manusia bagi gereja. Tetapi saya malah ditahan dan digeledah," katanya.
Rasalanavho mengatakan ia bepergian ke Palestina untuk bergabung dengan Tim Kristen Pemabawa Damai (CPT), sebuah organisasi yang melakukan pekerjaan HAM global, termasuk di wiliyah Palestina.
"Saya ditahan selama tiga jam di bandara sebelum dibawa ke fasilitas penahanan dimana saya menghabiskan waktu sepanjang hari," akunya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (14/5/2016).
Ia juga mengatakan jika paspornya telah disita. Para pejabat Israel pun mengawalnya ke bandara keesokan harinya di mana ia diterbangkan ke Ethiopia dan kemudian kembali ke Afrika Selatan. "Saya sangat dipermalukan dengan tindakan mereka," kata Rasalanavho.
(ian)