Berlin Tuding Rusia Dalangi Serangan Cyber ke Parlemen Jerman
A
A
A
BERLIN - Badan Intelijen Dalam Negeri Jerman (BfV) mengatakan, Badan Intelijen Rusia kemungkinan adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan cyber terhadap Majelis Rendah Parlemen Jerman. Serangan cyber besar-besaran yang terjadi pada tahun lalu itu memaksa sistem komputer ditutup selama beberapa hari.
Serangan terhadap Majelis Rendah Bundestag, pertama kali dilaporkan pada Mei tahun lalu dan menyebabkan kerusakan parah. Serangan cyber ini memaksa pihak berwenang menutup sistem komputer untuk beberapa hari guna memperbaiki jaringan.
BfV mengatakan, kelompok peretas yang dikenal sebagai Sofacy berada di balik serangan itu. "BfV memiliki indikasi bahwa serangan itu dikendalikan oleh Rusia dan telah memantau selama bertahun-tahun," bunyi pernyataan BfV, seperti dinukil dari Reuters, Jumat (13/5/2016).
Presiden BfV, Hans-Georg Maassen mengatakan bahwa pemerintah, fasilitas perusahaan, dan pendidikan di Jerman berada di bawah "ancaman permanen", dengan infrastruktur penting di daerah seperti energi dan telekomunikasi menjadi fokus khusus.
"Kampanye bahwa BfV telah diamati di masa lalu secara umum telah terfokus pada memperoleh informasi, dengan kata lain memata-matai. Tapi, badan intelijen Rusia akhir-akhir ini juga menunjukkan aktivitas untuk melakukan sabotase," tutur Maassen.
Komentar ini muncul di tengah hubungan antara Berlin dengan Moskow berada di titik terendah sejak akhir Perang Dingin, setelah aneksasi Rusia terhadap Crimea dari Ukraina dan intervensi di Suriah.
Serangan terhadap Majelis Rendah Bundestag, pertama kali dilaporkan pada Mei tahun lalu dan menyebabkan kerusakan parah. Serangan cyber ini memaksa pihak berwenang menutup sistem komputer untuk beberapa hari guna memperbaiki jaringan.
BfV mengatakan, kelompok peretas yang dikenal sebagai Sofacy berada di balik serangan itu. "BfV memiliki indikasi bahwa serangan itu dikendalikan oleh Rusia dan telah memantau selama bertahun-tahun," bunyi pernyataan BfV, seperti dinukil dari Reuters, Jumat (13/5/2016).
Presiden BfV, Hans-Georg Maassen mengatakan bahwa pemerintah, fasilitas perusahaan, dan pendidikan di Jerman berada di bawah "ancaman permanen", dengan infrastruktur penting di daerah seperti energi dan telekomunikasi menjadi fokus khusus.
"Kampanye bahwa BfV telah diamati di masa lalu secara umum telah terfokus pada memperoleh informasi, dengan kata lain memata-matai. Tapi, badan intelijen Rusia akhir-akhir ini juga menunjukkan aktivitas untuk melakukan sabotase," tutur Maassen.
Komentar ini muncul di tengah hubungan antara Berlin dengan Moskow berada di titik terendah sejak akhir Perang Dingin, setelah aneksasi Rusia terhadap Crimea dari Ukraina dan intervensi di Suriah.
(ian)