Abu Sayyaf Penggal John Ridsdel, PM Kanada Marah

Selasa, 26 April 2016 - 08:06 WIB
Abu Sayyaf Penggal John...
Abu Sayyaf Penggal John Ridsdel, PM Kanada Marah
A A A
OTTAWA - Kelompok Abu Sayyaf nekat memenggal sandera asal Kanada, John Ridsdel, 68, setelah uang tebusan 300 juta peso tidak dibayar. Eksekusi terhadap Ridsdel ini membuat para pejabat tinggi Kanada, termasuk Perdana Menteri Justin Trudeau, marah.

PM Trudeau mengutuk apa yang dia sebut sebagai ”pembunuhan berdarah dingin” terhadap salah satu dari dua warga Kanada yang diculik Abu Sayyaf tujuh bulan lalu.

Trudeau mengkonfirmasi korban eksekusi Abu Sayyaf adalah John Ridsdel asal Calgary.

Ridsdel adalah salah satu dari empat turis, termasuk warga Kanada lainnya; Robert Hall, warga Norwegia; Kjartan Sekkingstad, dan warga Filipina; Marites Flor, yang sebelumnya sudah diancam akan dieksekusi pada 25 April 2016.

Trudeau mengatakan dia marah setelah mendengar berita ada kantong plastik berisi kepala Ridsdel yang ini dibuang di jalan pada Senin malam oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor di Jolo, sebuah kota di Provinsi Sulu, Filipina.

Kanada mengutuk kebrutalan para penyandera dan kematian yang tidak perlu ini,” kesal Trudeau.

John Ridsdel merupakan mantan wartawan Calgary yang alih profesi menjadi eksekutif pertambangan. ”Ini adalah tindakan pembunuhan berdarah dingin dan tanggung jawab terletak tepat pada kelompok teroris yang mengambil dia sebagai sandera,” lanjut PM Trudeau, seperti dikutip The Star, Selasa (26/4/2016).

Trudeau mengatakan Pemerintah Kanada berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Filipina dan mitra internasional untuk "mengejar mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keji ini dan membawa mereka ke pengadilan.

Atas nama rakyat Kanada, Trudeau menyatakan "belasungkawa terdalam" untuk keluarga dan teman-teman Ridsdel.

Mereka telah mengalami cobaan yang mengerikan dan ini adalah saat yang menghancurkan bagi mereka semua,” katanya.

Dia tidak menjawab pertanyaan, termasuk apakah pemerintah telah membayar tebusan untuk pembebasan Ridsdel dan Hall. Namun, seorang pejabat Kanada mengatakan bahwa kebijakan lama Pemerintah Kanada adalah tidak membayar tuntutan uang tebusan.

Pemimpin kubu konservatif Kanada Rona Ambrose, menyebut berita eksekusi terhadap Ridsdel mengejutkan dan menyedihkan”.

Insiden seperti ini seharusnya mengingatkan kita semua bahwa ancaman terorisme masih sangat nyata," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kita harus berdiri dengan sekutu kami dalam solidaritas melawan terorisme, yang masih menjadi tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini,” lanjut dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0644 seconds (0.1#10.140)