Perang Robot dengan Rusia, AS Andalkan Kapal Perang Sea Hunter
A
A
A
PORTLAND - Militer Amerika Serikat (AS) memperkenalkan kapal perang berjuluk Sea Hunter yang dirancang untuk memburu kapal selam musuh. Kapal perang Sea Hunter dijadikan andalan AS dalam “perang robot” melawan Rusia dan China yang Angkatan Laut-nya maju pesat.
Prototype kapal perang ini memiliki panjang 132 kaki (40 meter). Kapal perang Sea Hunter dianggap setara dengan kendaraan Google Self-Driving Angkatan Laut AS, yang dirancang untuk pelayaran jarak jauh di permukaan laut selama dua hingga tiga bulan tanpa awak.
Kapal perang Sea Hunter dianggap efisien sebagai kapal penguntit. ”Ini adalah titik belok,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS, Robert Work, dalam sebuah wawancara, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/4/2016).
Robert Work berharap kapal tersebut menemukan tempat di Pasifik barat dalam lima tahun. ”Ini adalah pertama kalinya kami benar-benar mempunyai robot, kapal berkamampuan trans-samudera,” ujarnya.
Menurut Work, investasi Angkatan Laut China, termasuk di dalamnya memperluas armada kapal selam, telah memicu kekhawatiran di Washington tentang kerentanan armada tempur kapal induk dan kapal selam AS di Pasifik barat.
”Kami tidak bekerja pada (teknologi) anti-kapal selam yang hanya karena kita pikir itu keren. Kami sedang mengusahakannya, karena kami sangat prihatin tentang kemajuan China dan Rusia,” kata penulis Peter Singer, seorang ahli perang robot di kelompok think tank New America Foundation.
Prototype kapal perang ini memiliki panjang 132 kaki (40 meter). Kapal perang Sea Hunter dianggap setara dengan kendaraan Google Self-Driving Angkatan Laut AS, yang dirancang untuk pelayaran jarak jauh di permukaan laut selama dua hingga tiga bulan tanpa awak.
Kapal perang Sea Hunter dianggap efisien sebagai kapal penguntit. ”Ini adalah titik belok,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS, Robert Work, dalam sebuah wawancara, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/4/2016).
Robert Work berharap kapal tersebut menemukan tempat di Pasifik barat dalam lima tahun. ”Ini adalah pertama kalinya kami benar-benar mempunyai robot, kapal berkamampuan trans-samudera,” ujarnya.
Menurut Work, investasi Angkatan Laut China, termasuk di dalamnya memperluas armada kapal selam, telah memicu kekhawatiran di Washington tentang kerentanan armada tempur kapal induk dan kapal selam AS di Pasifik barat.
”Kami tidak bekerja pada (teknologi) anti-kapal selam yang hanya karena kita pikir itu keren. Kami sedang mengusahakannya, karena kami sangat prihatin tentang kemajuan China dan Rusia,” kata penulis Peter Singer, seorang ahli perang robot di kelompok think tank New America Foundation.
(mas)