Bomber Brussels Ternyata Pernah Kerja di Parlemen Uni Eropa
A
A
A
BRUSSELS - Salah satu pelaku bom bunuh diri (bomber) yang melakukan serangan teror mematikan di Brussels, Belgia, pada 22 Maret 2016 lalu ternyata pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Parlemen Uni Eropa.
Hal itu diungkap juru bicara pihak parlemen Uni Eropa, Jaume Duch Guillot, kepada Reuters. Dia tidak menyebutkan nama bomber itu, namun pelaku pernah bekerja di parlemen Uni Eropa tahun 2009-2010.
“Dia bekerja untuk jangka waktu satu bulan untuk sebuah perusahaan pembersih yang dikontrak oleh Parlemen Eropa pada saat itu,” kata Guillot dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Kamis (7/4/2016).
Menurut seorang pejabat Uni Eropa, bomber yang dimaksud itu adalah Najim Laachraoui, 25, yang, menurut jaksa telah meledakkan diri di Bandara Zaventem, Belgia.
Najim Laachraoui juga diduga menyiapkan rompi bom bunuh diri yang digunakan oleh pelaku bom bunuh diri lainnya selama serangan teror di Paris pada bulan November 2015, yang menewaskan 130 orang.
Serangan teror di Belgia terjadi di dua lokasi. Yakni di Stasiun Metro Maalbeek dan di Bandara Zaventem. Total korban tewas mencapai 35 orang, termasuk tiga pelaku bom bunuh diri. Kelompok Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Menurut juru bicara Parlemen Uni Eropa itu, Laachraoui tidak memiliki catatan kriminal ketika dipekerjakan sementara sebagai pembersih di gedung parlemen.
Hal itu diungkap juru bicara pihak parlemen Uni Eropa, Jaume Duch Guillot, kepada Reuters. Dia tidak menyebutkan nama bomber itu, namun pelaku pernah bekerja di parlemen Uni Eropa tahun 2009-2010.
“Dia bekerja untuk jangka waktu satu bulan untuk sebuah perusahaan pembersih yang dikontrak oleh Parlemen Eropa pada saat itu,” kata Guillot dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Kamis (7/4/2016).
Menurut seorang pejabat Uni Eropa, bomber yang dimaksud itu adalah Najim Laachraoui, 25, yang, menurut jaksa telah meledakkan diri di Bandara Zaventem, Belgia.
Najim Laachraoui juga diduga menyiapkan rompi bom bunuh diri yang digunakan oleh pelaku bom bunuh diri lainnya selama serangan teror di Paris pada bulan November 2015, yang menewaskan 130 orang.
Serangan teror di Belgia terjadi di dua lokasi. Yakni di Stasiun Metro Maalbeek dan di Bandara Zaventem. Total korban tewas mencapai 35 orang, termasuk tiga pelaku bom bunuh diri. Kelompok Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Menurut juru bicara Parlemen Uni Eropa itu, Laachraoui tidak memiliki catatan kriminal ketika dipekerjakan sementara sebagai pembersih di gedung parlemen.
(mas)