Bersihkan Ranjau ISIS di Palmyra, Rusia Kerahkan Robot Uran-6

Kamis, 31 Maret 2016 - 13:30 WIB
Bersihkan Ranjau ISIS di Palmyra, Rusia Kerahkan Robot Uran-6
Bersihkan Ranjau ISIS di Palmyra, Rusia Kerahkan Robot Uran-6
A A A
MOSKOW - Militer Rusia mengerahkan robot multifungsi, Uran-6, untuk membersihkan situs kuno Palmyra, Suriah, dari ranjau tersembunyi yang ditanam ISIS.

Kementerian Pertahanan Rusia, mengumumkan bahwa pasukan dari unit gabungan pusat anti-tambang Angkatan Bersenjata Rusia yang sudah dilatih di Moskow telah menuju pangkalan udara Hmeymim, Suriah. Mereka akan mengoperasikan robot Uran-6.

Menurut laporan kantor berita Itar-Tass, Kamis (31/3/2016) yang mengutip sumber militer Rusia, ada sekitar 100 pakar Rusia yang akan bekerja dengan robot Uran-6 di Palmyra.

Proses pembersihan ranjau tersembunyi yang ditanam kelompok Islamic State (ISIS) di situs kuno Palmyra butuh waktu beberapa bulan. Pihak militer Rusia menyatakan, para pakar tidak hanya akan bekerja di situs warisan dunia UNESCO saja, tetapi juga terlibat dalam membersihkan bahan peledak di wilayah sipil di Palmyra ini dan beberapa kota di sekitarnya.

Satu unit robot Uran-6 beratnya mencapai enam ton atau 12 ribu pounds. Robot yang bentuknya mirip tank itu dikendalikan dari jarak jauh.

Robot Uran-6 dilengkapi sejumlah kamera yang membantu operatornya leluasa memantau lokasi target pembersihan ranjau. Tak hanya membersihkan situs dari ranjau, robot ini juga ditugaskan untuk menghancurkannya.

”Saya punya kesempatan untuk melihat Uran-6 dalam bekerja saat membersihkan ranjau di berbagai pelatihan, mesin robot ini benar-benar dapat membuat pekerjaan untuk unit seluruh insinyur, dan apa yang paling penting berpotensi menyelamatkan nyawa mereka,” kata Wakil Ketua Dewan Publik Kementerian Pertahanan Rusia, Aleksandr Kanshin kepada Interfax.


Selain mengandalkan robot Uran-6, Rusia juga mengerahkan unit anjing pelacak terlatih yang mampu mendeteksi bahan peledak.
Tindakan Rusia untuk membersihkan ranjau dari situs kuno Palmyra itu sesuai janji Presiden Vladimir Putin kepada Kepala UNESCO; Irina Bokova, dan Presiden Suriah; Bashar Assad.

Awal pekan ini, kepala pusat Rusia untuk rekonsiliasi dari pihak yang bertikai di Suriah, Sergey Kuralenko mengatakan bahwa penasihat militer Rusia telah mengevaluasi keadaan terkini dari situs kota tua di Palmyra. Banyak dari struktur arsitektur telah hancur akibat penjarahan ISIS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4901 seconds (0.1#10.140)