Semoga Tuhan Murka pada Penyerang Lahore....
A
A
A
LAHORE - Bom bunuh diri di Taman Gulshan-e-Iqbal, Lahorea, Pakistan, yang menewaskan 65 orang dan melukai ratusan orang lainnya menuai kecaman dari Vatikan dan Amerika Serikat (AS).
Faksi Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. ”Target itu warga Kristen,” kata kata juru bicara fraksi, Ehsanullah Ehsan.
“Kami ingin mengirim pesan ini kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kita telah memasuki Lahore,” katanya lagi.
(Baca: Bom Lahore Tewaskan 65 Orang, Tubuh Korban Beterbangan)
Salman Rafique, penasihat kesehatan untuk Provinsi Punjab, mengatakan banyak luka sedang menjalani operasi darurat di rumah sakit. ”Kami khawatir bahwa jumlah korban tewas akan jauh bertambah,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Sebuah tayangan televisi menunjukkan anak-anak dan perempuan berdiri di kolam penuh darah di luar taman. Mereka menangis dan menjerit saat petugas penyelamat, pejabat, dan polisi membawa para korban luka ke mobil ambulans dan mobil pribadi.
Ratusan warga berdatangan ke rumah sakit untuk mendonorkan darah. Banyak jasad korban memenuhi bangsal rumah sakit yang dijadikan kamar mayat.
”Kami hanya di sini untuk memiliki malam yang baik dan menikmati cuaca,” kata Nasreen Bibi di layanan rumah sakit sembari menangis ketika menanti dokter yang merawat putrinya yang berumur dua tahun karena terluka oleh ledakan bom.
”Semoga Tuhan murka pada penyerang (Lahore) ini. Siapa kelompok orang ini sehingga menargetkan anak-anak kecil di taman?,” katanya.
Sesaatsetelah serangan itu, Pemerintah Punjab memerintahkan semua taman umum ditutup dan mengumumkan tiga hari berkabung di provinsi itu. Tempat perbelanjaan utama juga ditutup dan banyakjalan utama kota menjadi sepi.
Pihak Vatikan mengutuk serangan itu. Paus Fransiskus berdoa berdoa untuk semua orang Pakistan, termasuk kelompok minoritas Kristen yang telah ditargetkan oleh pelaku bom bunuh diri.
”Ini mengerikan, pembantaian terhadap puluhan orang di taman, di Lahore, Pakistan, melemparkan bayangan kesedihan dan penderitaan pada hari raya Paskah,” kata Paus Fransiskus.
Di Amerika Serikat, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price, ikut mengecam serangan bom di Lahore.
“Amerika Serikat berdiri dengan orang-orang dan Pemerintah Pakistan pada jam sulit ini. Kita akan lanjutkan untuk bekerja dengan mitra kami di Pakistan dan di seluruh wilayah untuk membasmi momok terorisme,” katanya.
Faksi Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. ”Target itu warga Kristen,” kata kata juru bicara fraksi, Ehsanullah Ehsan.
“Kami ingin mengirim pesan ini kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kita telah memasuki Lahore,” katanya lagi.
(Baca: Bom Lahore Tewaskan 65 Orang, Tubuh Korban Beterbangan)
Salman Rafique, penasihat kesehatan untuk Provinsi Punjab, mengatakan banyak luka sedang menjalani operasi darurat di rumah sakit. ”Kami khawatir bahwa jumlah korban tewas akan jauh bertambah,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Sebuah tayangan televisi menunjukkan anak-anak dan perempuan berdiri di kolam penuh darah di luar taman. Mereka menangis dan menjerit saat petugas penyelamat, pejabat, dan polisi membawa para korban luka ke mobil ambulans dan mobil pribadi.
Ratusan warga berdatangan ke rumah sakit untuk mendonorkan darah. Banyak jasad korban memenuhi bangsal rumah sakit yang dijadikan kamar mayat.
”Kami hanya di sini untuk memiliki malam yang baik dan menikmati cuaca,” kata Nasreen Bibi di layanan rumah sakit sembari menangis ketika menanti dokter yang merawat putrinya yang berumur dua tahun karena terluka oleh ledakan bom.
”Semoga Tuhan murka pada penyerang (Lahore) ini. Siapa kelompok orang ini sehingga menargetkan anak-anak kecil di taman?,” katanya.
Sesaatsetelah serangan itu, Pemerintah Punjab memerintahkan semua taman umum ditutup dan mengumumkan tiga hari berkabung di provinsi itu. Tempat perbelanjaan utama juga ditutup dan banyakjalan utama kota menjadi sepi.
Pihak Vatikan mengutuk serangan itu. Paus Fransiskus berdoa berdoa untuk semua orang Pakistan, termasuk kelompok minoritas Kristen yang telah ditargetkan oleh pelaku bom bunuh diri.
”Ini mengerikan, pembantaian terhadap puluhan orang di taman, di Lahore, Pakistan, melemparkan bayangan kesedihan dan penderitaan pada hari raya Paskah,” kata Paus Fransiskus.
Di Amerika Serikat, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price, ikut mengecam serangan bom di Lahore.
“Amerika Serikat berdiri dengan orang-orang dan Pemerintah Pakistan pada jam sulit ini. Kita akan lanjutkan untuk bekerja dengan mitra kami di Pakistan dan di seluruh wilayah untuk membasmi momok terorisme,” katanya.
(mas)