ISIS Ancam Potong Lidah Pengucap Kata 'Daesh'
A
A
A
LONDON - Kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS rupanya tidak senang dengan sebutan Daesh yang ditujukan kepada mereka. Kelompok ekstrimis itu pun mengancam akan memotong lidah jika mereka mendengar seseorang yang berada di wilayah pendudukannya menggunakan kata itu. Mengapa ISIS melakukan hal itu?
Seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (26/3/2016), Daesh adalah singkatan untuk frase bahasa Arab al-Dawla al-Islamiyah al-Irak al-Sham (Negara Islam Irak dan Suriah). Namun mereka menolaknya karena memiliki kemiripan dengan kata-kata Arab 'Daes' yang berarti 'orang yang meremukkan sesuatu di bawah kaki' dan 'Dahes', yang diterjemahkan sebagai 'Orang yang menabur perselisihan'.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh eks Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Pada bulan Januari 2015, Abbott mengumumkan bahwa ia akan menggunakan kata Daesh untuk ISIS. "Daesh benci disebut dengan istilah ini, dan apa yang mereka tidak suka, memiliki daya tarik naluriah untuk saya," katanya kala itu.
Sejak saat ini, para pemimpin dunia mulai mengikutinya, dimana Presiden Perancis Francois Hollande dan sekretaris negara Amerika Serikat John Kerry sangat baik menggunakan istilah tersebut.
Istilah ini pun telah berkembang dalam popularitas sejak serangan teror Paris di November 2015. Sekedar informasi, kata pencarian kata Daesh meningkat hampir 600% pada minggu lalu sejak Serangan Brussels.
Seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (26/3/2016), Daesh adalah singkatan untuk frase bahasa Arab al-Dawla al-Islamiyah al-Irak al-Sham (Negara Islam Irak dan Suriah). Namun mereka menolaknya karena memiliki kemiripan dengan kata-kata Arab 'Daes' yang berarti 'orang yang meremukkan sesuatu di bawah kaki' dan 'Dahes', yang diterjemahkan sebagai 'Orang yang menabur perselisihan'.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh eks Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Pada bulan Januari 2015, Abbott mengumumkan bahwa ia akan menggunakan kata Daesh untuk ISIS. "Daesh benci disebut dengan istilah ini, dan apa yang mereka tidak suka, memiliki daya tarik naluriah untuk saya," katanya kala itu.
Sejak saat ini, para pemimpin dunia mulai mengikutinya, dimana Presiden Perancis Francois Hollande dan sekretaris negara Amerika Serikat John Kerry sangat baik menggunakan istilah tersebut.
Istilah ini pun telah berkembang dalam popularitas sejak serangan teror Paris di November 2015. Sekedar informasi, kata pencarian kata Daesh meningkat hampir 600% pada minggu lalu sejak Serangan Brussels.
(ian)