Basuh dan Cium Kaki Pengungsi Muslim, Ini Pesan Paus Fransiskus
A
A
A
ROMA - Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus (Francis) dalam ritual Kamis Suci membasuh dan mencium kaki pengungsi Muslim, Kristen dan Hindu. Ada pesan khusus yang disampaikan Paus Francis dalam ritual menyambut Paskah itu.
Pesan Paus Francis itu adalah mengingatkan semua orang, bahwa semua manusia, baik umat Muslim, Kristen maupun Hindu adalah umat Tuhan. Paus, dalam pesannya, juga menyerukan persaudaraan di tengah meningkatnya sentimen anti-Muslim usai serangan teror di Brussels, Belgia yang menewaskan lebih dari 30 orang.
Paus Francis mengecam pembantaian sebagai "isyarat perang" yang dilakukan oleh orang-orang yang haus darah. Menurutnya, para pelaku serangan teror di Brussels, hanya ingin menghancurkan persaudaraan kemanusiaan yang diwakili oleh kaum pendatang atau imigran.
”Kami memiliki budaya dan agama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dan kami ingin hidup dalam damai,” kata Paus Francis dalam pesannya.
Beberapa imigran menangis saat Francis berlutut di depan mereka, menuangkan air suci dari kendi kuningan atas kaki mereka, menyeka hingga bersih dan menciumnya.
Ketika berjalan menyusuri lorong darurat untuk merayakan Misa, Paus Francis disambut dengan spanduk bertuliskan “Selamat Datang” dalam berbagai bahasa.
Sementara itu, dalam Jumat Agung yang ditandai ritual Jalan Salib di Colosseum, Roma, Paus Francis mencela orang-orang yang tetap acuh tak acuh terhadap nasib imigran.
”Dimana (umat) Allah di kamp-kamp pemusnahan? Dimana (umat) Allah di tambang dan pabrik-pabrik di mana anak-anak bekerja sebagai budak? Dimana (umat) Allah di perahu (imigran) yang tenggelam di laut?,” katanya seperti dikutip NDTV, Sabtu (26/3/2016).
Pesan Paus Francis itu adalah mengingatkan semua orang, bahwa semua manusia, baik umat Muslim, Kristen maupun Hindu adalah umat Tuhan. Paus, dalam pesannya, juga menyerukan persaudaraan di tengah meningkatnya sentimen anti-Muslim usai serangan teror di Brussels, Belgia yang menewaskan lebih dari 30 orang.
Paus Francis mengecam pembantaian sebagai "isyarat perang" yang dilakukan oleh orang-orang yang haus darah. Menurutnya, para pelaku serangan teror di Brussels, hanya ingin menghancurkan persaudaraan kemanusiaan yang diwakili oleh kaum pendatang atau imigran.
”Kami memiliki budaya dan agama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dan kami ingin hidup dalam damai,” kata Paus Francis dalam pesannya.
Beberapa imigran menangis saat Francis berlutut di depan mereka, menuangkan air suci dari kendi kuningan atas kaki mereka, menyeka hingga bersih dan menciumnya.
Ketika berjalan menyusuri lorong darurat untuk merayakan Misa, Paus Francis disambut dengan spanduk bertuliskan “Selamat Datang” dalam berbagai bahasa.
Sementara itu, dalam Jumat Agung yang ditandai ritual Jalan Salib di Colosseum, Roma, Paus Francis mencela orang-orang yang tetap acuh tak acuh terhadap nasib imigran.
”Dimana (umat) Allah di kamp-kamp pemusnahan? Dimana (umat) Allah di tambang dan pabrik-pabrik di mana anak-anak bekerja sebagai budak? Dimana (umat) Allah di perahu (imigran) yang tenggelam di laut?,” katanya seperti dikutip NDTV, Sabtu (26/3/2016).
(mas)