Lima Perang Termahal sejak Perang Dunia II

Selasa, 22 Maret 2016 - 12:06 WIB
Lima Perang Termahal...
Lima Perang Termahal sejak Perang Dunia II
A A A
MOSKOW - Pekan lalu, Presiden Rusia; Vladimir Putin, mengungkapkan biaya serangan udara anti-teroris Rusia di Suriah sekitar 33 miliar rubel atau USD464 juta (sekitar Rp6 triliun). Namun, itu belum tentu perang termahal di dunia.

Putin telah mengejutkan para ahli Barat, yang sebelumnya memperkirakan operasi udara Rusia menelan biaya USD4-8 juta (Rp52 miliar-Rp104miliar) per hari. Namun ternyata, serangan Rusia di Suriah mulai September 2015 sampai Maret 2016, mengahabiskan biaya kurang dari USD3 juta (Rp39,5 miliar) per hari.

Operasi militer di Suriah, tentu saja diperlukan pengeluaran tertentu, tetapi bagian utama adalah dari sumber Departemen Pertahanan sekitar 33 miliar rubel termasuk dalam anggaran kementerian untuk menjalankan latihan militer,” kata Putin.

Dengan biaya itu, berikut rincian lima perang termahal sejak Perang Dunia II, sebagaimana dikutip dari kantor berita Rusia, RIA Novosti.

#1. Perang AS di Irak dan Afghanistan USD1-6 Triliun

Setelah serangan teror 11 September 2001 (9/11), Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush melancarkan perang melawan teror bertajuk “Operation Enduring Freedom”. Operasi ini ternyata meluas, tidak hanya di Irak dan Afghanistan tapi juga di Filipina, Somalia, Pakistan , Yaman, dan Indonesia.


Badan Riset Kongres memperkirakan bahwa total biaya perang antara tahun 2001-2010 saja sekitar USD1,147 triliun. Namun, menurut perkiraan biaya perang hingga 2013 oleh Profesor Linda Bilmes dari John F. Kennedy School of Government, totalnya antara USD4-6 triliun.
Jumlah itu menempatkan perang ini sebagai perang dengan biaya termahal dalam sejarah AS sejak Perang Dunia II.

#2. Perang Vietnam, USD738 Miliar


Pada tahun 1965, gerilyawan Vietnam utara menyerang sebuah pangkalan militer AS di Pleiku, Vietnam tengah, dan AS meluncurkan perang bertajuk “Operation Rolling Thunder” yang merupakan perang terpanjang sejak Perang Dunia II.

Perang AS di Vietnam menelan biaya USD 738 miliar (data kurs dolar tahun 2011). Selain itu lebih dari 58 ribu personel militer AS diperkirakan jadi korban.

Namun, dalam AS menciptakan literatur dengan lebih dari 500 film dan serial tentang Perang Vietnam untuk menghapus “sindrom Vietnam” dari benak publik AS. Sebab, banyak pihak menilai pihak AS-lah yang kalah dalam Perang Vietnam.

#3. Perang Korea, USD341 Miliar


Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara meluncurkan serangan terhadap Korea Selatan. Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB memutuskan mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat dalam mendukung bantuan militer ke Korea Selatan.


Pasukan PBB, terutama terdiri dari pasukan Amerika, dan di bawah komando Jenderal Douglas MacArthur, dikirim ke Semenanjung Korea. Namun, China mengintervensi untuk menolong Korea Utara guna mendapatkan posisi-posisi mereka yang hilang akibat perang yang berjalan sekitar tiga tahun.

Secara faktual, Perang Korea berakhir dengan penandatanganan perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953. Namun kesepakatan damai antara Korea Utara dan Korea Selatan belum ditandatangani secara resmi.

Amerika Serikat mengerluarkan biaya sekitar USD341 miliar untuk Perang Korea.

#4. Perang Teluk, USD102 Miliar


Perang Teluk dimulai dari konflik Irak dan Kuwait 25 tahun silam. AS melakukan intervensi dalam Perang Teluk 1990-1991 yang berlangsung selama 42 hari. Perang dengan kode “Operation Desert Storm”itu berakhir dengan pembebasan Kuwait dan penarikan pasukan Irak.


Menurut data Congressional Research Service, biaya operasi yang dikeluarkan AS dalam Perang Teluk sekitar USD102 miliar. Sekitar 20 ribu hingga 30 ribu tentara Irak tewas. AS kala itu mengerahkan persenjataan canggih untuk membantu Kuwait mengusir pasukan Irak.

#5.Perang NATO di Yugoslavia, USD43 MilIar


Perang di Kosovo berlangsung 78 hari pada 1999. NATO menamakan perang itu dengan kode “Operation Allied Force”. Kala itu, NATO dengan pesawat-pesawat jet tempurnya melakukan pengeboman terhadap target militer dan infrastruktur sipil di Republik Federal Yugoslavia (FRY).Menurut catatan BBC dan ahli militer dari penerbitan militer Inggris, Janes, operasi pengeboman NATO memakan biaya sekitar USD 43 miliar.



Dalam kegiatan operasi, pesawat sekutu menjatuhkan lebih dari 23 ribu bom, menghancurkan sekitar setengah dari kapasitas produksi ekonomi FRY. Menurut pihak berwenang Yugoslavia, serangan udara NATO menewaskan lebih dari 1.700 warga sipil, dan sekitar 10 ribu lainnya cedera serius.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)