Kelompok Militan Kurdi Klaim Bom Ankara
A
A
A
ANKARA - Kelompok militan Kurdi, Kurdistan Freedom Hawks (TAK), mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di ibukota Turki, Ankara, yang menewaskan 37 orang. Kelompok ini bahkan mengancam akan melakukan aksi serupa dengan sasaran pasukan keamanan.
Dalam pernyataan yang diposting di dunia maya, TAK mengatakan, aksi bom mobil bunuh diri itu adalah aksi balas dendam atas operasi keamanan di sebelah tenggara negara itu dengan sasaran etnis Kurdi. Operasi keamanan itu berlangsung sejak Juli, dimana ratusan warga sipil, aparat keamanan dan militan tewas, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/3/2016).
TAK mengatakan, aksi itu tidak dimaksudkan membunuh warga sipil dan menargetkan pasukan keamanan. Menurut mereka, warga sipil menjadi korban setelah polisi turun tangan. Namun, mereka tidak menjelaskan tuduhan mereka tersebut. Sebaliknya, TAK memperingatkan bahwa kematian warga sipil tidak dapat terelakkan.
TAK menyatakan telah berpisah dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK), meskipun para ahli menyatakan mereka tetap mempertahankan hubungannya. Setidaknya 40.000 orang tewas sejak PKK mulai berjuang untuk otonomi Kurdi di tenggara tiga dekade lalu.
Sebelumnya, TAK juga mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil di Ankara pada bulan lalu yang menewaskan 29 orang. Ankara telah dihantam tiga kali pemboman dalam waktu lima bulan terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap keamanan di seluruh kota dan Turki.
Dalam pernyataan yang diposting di dunia maya, TAK mengatakan, aksi bom mobil bunuh diri itu adalah aksi balas dendam atas operasi keamanan di sebelah tenggara negara itu dengan sasaran etnis Kurdi. Operasi keamanan itu berlangsung sejak Juli, dimana ratusan warga sipil, aparat keamanan dan militan tewas, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/3/2016).
TAK mengatakan, aksi itu tidak dimaksudkan membunuh warga sipil dan menargetkan pasukan keamanan. Menurut mereka, warga sipil menjadi korban setelah polisi turun tangan. Namun, mereka tidak menjelaskan tuduhan mereka tersebut. Sebaliknya, TAK memperingatkan bahwa kematian warga sipil tidak dapat terelakkan.
TAK menyatakan telah berpisah dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK), meskipun para ahli menyatakan mereka tetap mempertahankan hubungannya. Setidaknya 40.000 orang tewas sejak PKK mulai berjuang untuk otonomi Kurdi di tenggara tiga dekade lalu.
Sebelumnya, TAK juga mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil di Ankara pada bulan lalu yang menewaskan 29 orang. Ankara telah dihantam tiga kali pemboman dalam waktu lima bulan terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap keamanan di seluruh kota dan Turki.
(ian)