China Tak Terima Militernya di Laut China Selatan Disentil Australia
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China tidak terima dengan sikap Australia yang menyentil keberadaan militer Beijing di Laut China Selatan.
China menganggap Australia sudah berkomentar negatif pada Beijing.
”Kami berharap pihak Australia dapat (bersikap) benar dan positif melihat pengembangan dan tujuan strategis China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China; Hua Chunying, pada konferensi pers di Beijing, kemarin, seperti dikutip news.com.au, Jumat (26/2/2016).
Ketika ditanya apakah China ingin melihat sebuah perlombaan senjata di kawasan Laut China Selatan. Hua mengatakan; ”Jawabannya pasti tidak ada”.
Perdana Menteri Australia; Malcolm Turnbull, pada hari sebelumnya meluncurkan sebuah cetak biru pertahanan baru yang ambisius. Dia memperingatkan bahwa setengah dari kapal selam dunia dan pesawat tempur canggih akan beroperasi di wilayah Indo-Pasifik dalam dua dekade mendatang.
“Kami akan khawatir jika persaingan untuk (berebut) pengaruh dan pertumbuhan dalam halkemampuan militer menyebabkan ketidakstabilan dan mengancam kepentingan Australia, apakah di Laut China Selatan, Semenanjung Korea atau lebih jauh,” katanya sambil meluncurkan “Buku Putih Pertahanan” baru.
Makalah itu menguraikan serangkaian faktor yang akan membentuk pandangan strategis Australia pada 2035, terutama soal hubungan antara China dan AS yang akan tetap menjadi kekuatan global unggulan selama periode tersebut.
China menganggap Australia sudah berkomentar negatif pada Beijing.
”Kami berharap pihak Australia dapat (bersikap) benar dan positif melihat pengembangan dan tujuan strategis China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China; Hua Chunying, pada konferensi pers di Beijing, kemarin, seperti dikutip news.com.au, Jumat (26/2/2016).
Ketika ditanya apakah China ingin melihat sebuah perlombaan senjata di kawasan Laut China Selatan. Hua mengatakan; ”Jawabannya pasti tidak ada”.
Perdana Menteri Australia; Malcolm Turnbull, pada hari sebelumnya meluncurkan sebuah cetak biru pertahanan baru yang ambisius. Dia memperingatkan bahwa setengah dari kapal selam dunia dan pesawat tempur canggih akan beroperasi di wilayah Indo-Pasifik dalam dua dekade mendatang.
“Kami akan khawatir jika persaingan untuk (berebut) pengaruh dan pertumbuhan dalam halkemampuan militer menyebabkan ketidakstabilan dan mengancam kepentingan Australia, apakah di Laut China Selatan, Semenanjung Korea atau lebih jauh,” katanya sambil meluncurkan “Buku Putih Pertahanan” baru.
Makalah itu menguraikan serangkaian faktor yang akan membentuk pandangan strategis Australia pada 2035, terutama soal hubungan antara China dan AS yang akan tetap menjadi kekuatan global unggulan selama periode tersebut.
(mas)